Sukabumihitz – Pernahkah kamu merasa saat kepala sudah bersandar di bantal, pikiran malah sibuk berkelana ke mana-mana? Pikiran kita sering memunculkan berbagai hal secara tiba-tiba—mulai dari tugas kuliah yang belum selesai, omongan orang tadi siang, hingga rencana hidup lima tahun ke depan. Kita menyebut fenomena ini sebagai overthinking sebelum tidur, dan ternyata banyak orang juga mengalaminya.
Kenapa Sering Terjadi Malam Hari?
Saat malam tiba, suasana sekitar menjadi lebih tenang. Tanpa distraksi aktivitas, otak akhirnya memiliki ruang untuk ‘memproses ulang’ segala hal yang terjadi sepanjang hari. Psikolog Hope Bastine menjelaskan: “Kita tidak punya waktu merenung sepanjang hari. Satu-satunya waktu kita bisa melakukannya adalah ketika kita sendirian di tempat tidur.” Selain itu, menjelang dini hari, tubuh memasuki fase sirkadian tertentu yang membuat produksi melatonin meningkat. Namun, ironisnya, ketenangan ini malah membuka pintu bagi kecemasan tersembunyi, apalagi jika sebelumnya tidak dikelola dengan baik.
Dampak Overthinking Tak Sekadar Susah Tidur
Overthinking bukan hanya membuat kamu begadang. Penelitian dari UC Berkeley menunjukkan bahwa kurang tidur satu malam saja bisa meningkatkan kecemasan hingga 30%. Saat pikiran aktif dan sulit dikendalikan, tubuh memproduksi lebih banyak hormon stres (kortisol), yang justru menghambat produksi hormon tidur alami.
Efek jangka panjangnya bisa meliputi:
- Gangguan kualitas tidur
- Penurunan konsentrasi
- Emosi yang lebih labil di siang hari
- Risiko gangguan kecemasan atau insomnia
Baca juga: Burnout di Kalangan Mahasiswa: Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Cara Efektif Meredakan Overthinking Sebelum Tidur
1.Tulis Jurnal Sebelum Tidur
Menuangkan pikiran ke dalam tulisan membantu otak “merapikan kekacauan” dan membuatmu merasa lebih tenang.
2.Latihan Pernapasan dan Mindfulness
Teknik sederhana seperti pernapasan 4-7-8 atau meditasi body scan bisa membantu menurunkan ketegangan mental.
3.Cognitive Shuffling
Coba pikirkan hal-hal acak seperti “apel, sepatu, pantai”—tujuannya adalah mengalihkan fokus dari kecemasan ke hal netral.
4.Kurangi Waktu Layar dan Kafein
Paparan cahaya dari layar ponsel bisa menurunkan kadar melatonin. Matikan gadget minimal 30 menit sebelum tidur, dan hindari kopi setelah sore.
5.Bangun Rutinitas Malam yang Konsisten
Tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari membantu tubuh mengenali jam tidur alaminya.
6.Sisihkan “Waktu Khusus” untuk Mengkhawatirkan
Lucu tapi efektif—atur 15 menit sore hari untuk memikirkan hal-hal yang bikin cemas. Setelah itu, stop.
7.Aktivitas Relaksasi
Mendengarkan musik tenang, mandi air hangat, atau membaca buku bisa menurunkan aktivitas otak yang berlebihan.
Kapan Harus Cari Bantuan Profesional?
Jika overthinking terjadi hampir setiap malam dan mulai mengganggu aktivitas harian, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Terapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terbukti ampuh dalam membantu mengelola pola pikir yang terlalu aktif.
Overthinking di malam hari adalah hal yang umum, tapi bisa dikendalikan. Kuncinya ada pada bagaimana kita menyiapkan tubuh dan pikiran untuk tidur—baik dari rutinitas, manajemen stres, hingga membentuk lingkungan yang kondusif. Tidur bukan cuma soal pejam mata, tapi soal memberi ruang bagi diri untuk istirahat—lahir dan batin.