Opini

Merdeka Belajar : Kurikulum Abadi Pendidikan Indonesia

124
×

Merdeka Belajar : Kurikulum Abadi Pendidikan Indonesia

Sebarkan artikel ini

SukabumiHitz.com – Kalimat Ki Hajar Dewantara, “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”, menjadi landasan yang kokoh bagi pendidikan di Indonesia.

Filosofi tersebut mengajarkan betapa pentingnya memiliki impian tinggi (ing ngarsa sung tuladha), kemudian mengambil langkah-langkah konkrit untuk mewujudkannya (ing madya mangun karsa), serta tidak lupa memberikan bantuan kepada mereka yang datang setelah kita (tut wuri handayani).

Sebagai negara  berkembang, Indonesia memiliki tantangan yang kompleks dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang, peringatan Hari Pendidikan Nasional  tanggal 2 Mei 2024 harus menjadi momentum bagi masyarakat untuk merefleksikan pencapaian, tantangan dan arah sistem pendidikan.

Tema “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar” yang KEMENDIKBUDRISTEK usung tahun ini, menggambarkan semangat kolaboratif dan komitmen untuk terus memajukan sistem pendidikan agar lebih inklusif dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Siapapun presidennya, serta siapapun menteri pendidikannya, prinsip-prinsip kurikulum merdeka belajar hendaknya diimplementasikan pada sistem pendidikan nasional.  “Merdeka Belajar” bukan sekadar slogan kosong, melainkan sebuah komitmen untuk membebaskan pikiran dan semangat belajar dari segala pembatasan, ini mencakup pengakuan akan beragam gaya belajar, minat, dan potensi unik yang dimiliki setiap siswa.

Merdeka belajar juga menekankan pada konsep pembelajaran sepanjang hayat yang memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk terus belajar dan mengembangkan potensi mereka sepanjang hidup.

Ini meliputi perluasan akses pendidikan kepada semua lapisan masyarakat, memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menggali potensi mereka tanpa terhalang oleh faktor ekonomi, geografis, atau sosial.

Sebagai negara yang terus berjuang dalam meningkatkan kualitas pendidikan, Indonesia telah mencapai sejumlah kemajuan. Peningkatan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan, merupakan salah satu pencapaian signifikan. Program pendidikan inklusif dan penghapusan disparitas pendidikan antarwilayah telah memberikan kesempatan yang lebih adil bagi setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Selain itu, peningkatan kualitas guru dan infrastruktur pendidikan juga telah menjadi fokus penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Baca Juga :Mahasiswa Universtas BSI Membangun Desa di Kabupaten Sumedang

Meskipun terdapat pencapaian yang membanggakan, tantangan dalam pendidikan Indonesia masih sangat kompleks. Kesenjangan kualitas pendidikan antar wilayah masih menjadi isu yang perlu mendapatkan penanganan secara serius. Kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas di daerah terpencil dan perbatasan menjadi hambatan utama dalam mencapai kesetaraan pendidikan.

Selain itu, terdapat tantangan lainnya seperti kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, kurangnya kualitas pengajaran, serta kurangnya keterlibatan aktif masyarakat dalam mendukung pendidikan.

Maka dari itu, konsep “Bergerak Bersama” menekankan pentingnya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan dalam memajukan sistem pendidikan. mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, industri, masyarakat, hingga dunia usaha.

Kolaborasi ini menjadi kunci untuk mengatasi disparitas pendidikan antar daerah, memperkuat kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, serta menghadirkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai bagi semua lapisan masyarakat.

Meskipun tema “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar” menawarkan visi yang inspiratif, tetapi tantangan-tantangan tidak boleh diabaikan. Ketimpangan pendidikan, akses terbatas terhadap teknologi, dan kurangnya investasi dalam pembangunan sumber daya manusia masih menjadi hambatan besar. Maka dari itu, untuk mewujudkan tema ini, diperlukan upaya konkret dari semua pemangku kepentingan. Pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan, memperkuat infrastruktur, meningkatkan kualitas pendidik, dan mengembangkan kurikulum yang responsif terhadap perkembangan zaman. Sekolah dan universitas perlu berinovasi dalam metode pembelajaran, memanfaatkan teknologi informasi, dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Sementara itu, masyarakat dan dunia usaha dapat memberikan dukungan dalam bentuk mentoring, magang, atau penyediaan sarana pembelajaran yang lebih luas.

Oleh karena itu, Hari Pendidikan Nasional bukan hanya menjadi momentum perayaan semata, tetapiajang untuk merenungkan capaian, mengevaluasi tantangan, dan merumuskan langkah-langkah strategis ke depan.

Dengan semangat “Bergerak bersama, lanjutkan merdeka belajar”, mari kita bersatu dalam mengatasi setiap hambatan dan mewujudkan visi pendidikan yang lebih baik bagi masa depan Indonesia yang berdaya saing.

Penulis : Regina Aprilianti