Sukabumihitz – Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu, film horor terbaru dari Dee Company, menciptakan sensasi baru di industri perfilman Indonesia. Diadaptasi dari urban legend viral beberapa tahun lalu, film ini mengisahkan seorang dosen gaib yang meneror mahasiswa di sebuah kampus dan menyajikan kritik tajam terhadap sistem pendidikan.
Kisah Horor dengan Sentuhan Realitas Akademik
Di bawah arahan sutradara Guntur Soeharjanto, yang dikenal lewat film-film sukses seperti 99 Cahaya di Langit Eropa (2013) dan Panggonan Wingit (2023), Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu menggabungkan horor mencekam dengan drama kehidupan akademik, menawarkan sesuatu yang jarang ditemukan dalam film horor lainnya. Film ini tidak hanya mengandalkan efek suara mengejutkan dan penampakan hantu, tetapi juga mengangkat isu-isu akademik yang mahasiswa alami dalam kehidupan nyata.
Cerita berpusat pada Pak Bakti, dosen senior yang galak dan penuh misteri, diperankan dengan apik oleh Egi Fedly. Pak Bakti sering memberikan nilai buruk kepada mahasiswanya tanpa alasan jelas, menambah ketegangan di kalangan mahasiswa yang menghadapi tekanan akademis yang tidak manusiawi. Namun, di balik sikap kerasnya, tersimpan sebuah rahasia kelam yang akhirnya terungkap dalam suasana yang semakin mencekam.
Empat mahasiswa, Amelia (Ersya Aurelia), Emir (Rayn Wijaya), Maya (Annette Edoarda), dan Fattah (Endy Arfian), menjadi korban kekejaman Pak Bakti. Setelah gagal dalam mata kuliah, mereka harus mengikuti kelas remidi malam hari selama liburan semester. Di kampus yang sepi, kelas tersebut berubah menjadi pengalaman penuh teror ketika mereka menyadari ada sesuatu yang sangat tidak wajar.
Keanehan mulai terjadi saat salah satu mahasiswa melihat kaki Pak Bakti tidak menapak di tanah. Sejak saat itu, suasana tegang dan teror menguasai keempat mahasiswa, memaksa mereka bertahan hidup dari ancaman yang menakutkan.
Baca Juga: Santai Sejenak, Film Series Netflix yang Wajib Ditonton Mahasiswa
Kritik Sosial Terselubung dalam Horor
Selain menyajikan cerita horor yang memacu adrenalin, Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu juga berfungsi sebagai kritik sosial terhadap sistem pendidikan. Sosok Pak Bakti tidak hanya menjadi simbol dari seorang dosen kejam, tetapi juga representasi dari sistem pendidikan yang kerap menekan mahasiswa hingga batas maksimal, tanpa mempertimbangkan kesejahteraan mereka. Ini adalah horor yang tidak hanya berakar pada supranatural, tetapi juga pada realitas kehidupan akademik yang keras.
Reaksi Penonton dan Penghargaan
Sejak dirilis, film ini memicu beragam reaksi penonton. Banyak yang memuji keberanian film ini mengangkat tema yang jarang dibahas dalam horor lokal. Beberapa penonton merasa lebih waspada terhadap tekanan akademik setelah menonton. Diskusi di media sosial ramai dengan berbagai teori tentang pesan mendalam film ini.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Film Horor
Dosen Ghaib: Sudah Malam Atau Sudah Tahu bukan sekadar film horor biasa. Dengan pesan sosial yang kuat, Dosen Ghaib mengangkat standar horor Indonesia dan menunjukkan horor juga ada dalam sistem pendidikan. Film ini bukan hanya hiburan, tetapi juga refleksi terhadap kenyataan yang sering kali luput dari perhatian kita.