Gaya HidupKesehatan

Ketindihan Bukan Mistis! Pahami Ilmu di Balik Fenomena Ketindihan Saat Tidur

36
×

Ketindihan Bukan Mistis! Pahami Ilmu di Balik Fenomena Ketindihan Saat Tidur

Sebarkan artikel ini
Ketindihan
Ketindihan Bukan Mistis! Pahami Ilmu di Balik Fenomena Ketindihan Saat Tidur | sumber: mantasleep.uk

Sukabumihitz – Pernah bangun tidur tapi badan rasanya kaku, nggak bisa gerak sama sekali, kayak ada yang menindih? Fenomena ini sering kita sebut “ketindihan” atau sleep paralysis. Banyak orang mengaitkannya dengan hal-hal mistis atau diganggu makhluk halus. Padahal, sebenarnya ada penjelasan ilmiah di baliknya, jadi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan supranatural, lho!

Kenapa Ketindihan Itu Terjadi?

Yeni Qonita Mondiani, ahli neurologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan bahwa ketindihan itu sebenarnya bagian dari gangguan tidur. Kita mengenalnya sebagai parasomnia. “Parasomnia adalah kondisi saat kita terbangun dari tidur, baik di awal atau saat tidur berlangsung, tapi ini tidak mengubah kualitas atau berapa lama kita tidur,” kata Yeni.

Yeni menjelaskan, tidur itu proses berulang yang normal bagi tubuh. Saat tidur, kesadaran kita menurun. Otak tidak merespons penuh rangsangan dari lingkungan sekitar. Siklus tidur manusia ada lima fase: empat fase Non-Rapid Eye Movement (NREM) dan satu fase Rapid Eye Movement (REM). Kelima siklus ini bisa berulang kali terjadi dalam satu kali tidur.

Fase Tidur
4 Fase Tidur Manusia | sumber: fity.club

Fase 3 dan 4 NREM adalah fase tidur paling dalam. Fase ini membantu mengembalikan kesegaran dan kondisi tubuh kita setelah beraktivitas. Di fase ini, tubuh secara fisiologis gampang sekali terbangun. Gangguan tidur seperti jalan saat tidur (sleep walking) atau teror tidur (sleep terror) sering terjadi di fase ini. Nah, beda dengan NREM, fase REM adalah waktu di mana kita biasanya bermimpi. Di fase inilah sinyal motorik tubuh kita terhambat sangat kuat. Ini alasan kenapa ketindihan bisa terjadi. Ketindihan dianalogikan sebagai kondisi saat tubuh kita masih dalam mode sleep (tidur), tapi otak kita sudah aktif.

Baca Juga: Overthinking Tengah Malam: Kenapa Selalu Muncul Saat Mau Tidur?

Apa Saja Pemicu Ketindihan?

Ketindihan biasanya mulai muncul pertama kali di usia 15 hingga 35 tahun. Kondisi ini bisa muncul sewaktu-waktu dan seringkali kurang tidur menjadi pemicunya. Stres, gangguan kecemasan, dan faktor keturunan juga bisa memicu ketindihan. Beberapa kondisi medis seperti narkolepsi juga bisa menyebabkan ketindihan.

Meskipun ketindihan ada penjelasan ilmiahnya, orang yang mengalaminya seringkali merasa takut, meski mereka sadar dengan apa yang terjadi. Gejala lain yang bisa muncul saat ketindihan adalah halusinasi, terutama jika narkolepsi menjadi penyebabnya.

Bagaimana Cara Mencegah Ketindihan?

Kita bisa mengatasi atau mencegah ketindihan dengan memperbaiki gaya hidup. Caranya, atur pola tidur kita dan terapkan sleep hygiene. Ini termasuk mengatur jam tidur dan bangun secara teratur, membatasi konsumsi kafein, serta mengurangi makanan berlemak dan cepat saji.

Jika gejala ketindihan mulai mengganggu aktivitas harian, dianjurkan kita berkonsultasi ke dokter. Kadang, kita perlu berobat ke dokter spesialis untuk mendapatkan obat antidepresan atau penanganan untuk penyakit penyertanya seperti narkolepsi.

Baca Juga: Scrolling Sebelum Tidur? Kebiasaan Gen Z yang Diam-diam Picu Kecemasan