Kesehatan

Mengenal Demensia Lebih Dekat Ancaman Kognitif yang Kian Meningkat di Indonesia

0
×

Mengenal Demensia Lebih Dekat Ancaman Kognitif yang Kian Meningkat di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Mengenal Demensia Lebih Dekat Ancaman Kognitif yang Kian Meningkat di Indonesia| Sumber: istockphoto.com
Mengenal Demensia Lebih Dekat Ancaman Kognitif yang Kian Meningkat di Indonesia| Sumber: istockphoto.com

SukabumihitzDemensia bukan sekadar “pikun” akibat penuaan melainkan sindrom serius yang memengaruhi ingatan, kemampuan berpikir, dan bahkan kepribadian seseorang. Dalam era di mana populasi lansia di Indonesia terus bertambah, pengetahuan mendalam tentang penyakit ini sangat penting.

Apa Itu Demensia & Angka Prevalensinya

Demensia adalah gangguan neurodegeneratif progresif yang terjadi ketika terjadi kerusakan pada sel saraf otak, mengakibatkan penurunan fungsi kognitif seperti memori, bahasa, orientasi, hingga kemampuan pemecahan masalah.

Secara global, lebih dari 55 juta orang hidup dengan demensia. Setiap tahun, sekitar 10 juta kasus baru dilaporkan, dan angka ini diperkirakan meroket hingga 78 juta pada 2030 dan 139 juta pada 2050.

Di Indonesia sendiri, proyeksi tahun 2016 menunjukkan jumlah penderita mencapai 1,2 juta. Perhitungan tersebut memperkirakan angka meningkat menjadi 2 juta pada 2030 dan bisa melampaui 4 juta pada 2050 jika tidak ada intervensi efektif.

Gejala yang Wajib Diwaspadai

Demensia sering kali tampak sebagai lupa biasa, tetapi terdapat tanda khas yang membedakannya:

  1. Tahap awal: Lupa percakapan baru, kesulitan merencanakan, mengulang pertanyaan, atau tersesat di tempat familiar.
  2. Menengah: Sulit melakukan tugas harian seperti berpakaian atau memasak, kaburnya orientasi ruang-waktu, kesulitan berkomunikasi, dan perubahan suasana hati .
  3. Tahap lanjut: Kehilangan kemampuan dasar, tidak mengenal keluarga, hingga ketergantungan total pada orang lain.

Jenis, Faktor Risiko, dan Penyebab

Beberapa jenis demensia umum adalah:

  • Alzheimer – Jenis paling umum ini muncul karena penumpukan protein yang mengganggu fungsi saraf.
  • Demensia vaskular – akibat gangguan aliran darah ke otak, sering berhubungan dengan stroke atau hipertensi.
  • Lewy Body dan Frontotemporal, serta tipe campuran juga dapat terjadi.

Faktor risiko meliputi usia lanjut, genetika, penyakit jantung (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), serta gaya hidup tak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan pola makan buruk.

Baca juga: Kenapa Kepala Berkunang-Kunang Saat Berdiri? Ini Penjelasannya