Sukabumihitz – Stres bukan sekadar persoalan psikologis, tetapi memiliki dampak nyata terhadap kesehatan fisik, terutama sistem imun. Stres kronis dapat melemahkan daya tahan tubuh, meningkatkan risiko infeksi, hingga mempercepat perkembangan penyakit kronis.
Mekanisme Stres dan Sistem Imun
Stres adalah respons tubuh terhadap tekanan fisik, psikologis, atau lingkungan yang dianggap mengancam keseimbangan tubuh. Saat mengalami stres, sistem saraf simpatik dan sumbu hipotalamus–pituitari–adrenal (HPA) akan aktif. Kondisi ini memicu pelepasan hormon stres, seperti kortisol dan norepinefrin.
Kortisol pada dasarnya berfungsi sebagai antiinflamasi. Namun, bila diproduksi berlebihan akibat stres kronis, hormon ini justru menekan fungsi imun. Kadar kortisol yang tinggi membuat tubuh mengalami resistensi, sehingga respon antiinflamasi melemah dan kerentanan terhadap infeksi maupun penyakit autoimun meningkat.
Baca juga: Self-Care, Investasi Hidup Berkualitas di Era Modern yang Penuh Tuntutan
Dampak Stres pada Sel Imun
Stres kronis terbukti menurunkan jumlah dan fungsi sel imun penting, seperti limfosit dan natural killer cells (sel pembunuh alami) yang berperan melawan virus dan bakteri. Penurunan fungsi ini membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi serta memperlambat proses penyembuhan.
Selain itu, stres juga memicu peningkatan produksi sitokin pro-inflamasi seperti TNF-α dan IL-6. Jika berlangsung lama, inflamasi kronis dapat merusak jaringan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit serius, termasuk diabetes, hipertensi, hingga gangguan kardiovaskular.
Perilaku yang Memperburuk Imunitas Saat Stres
Dampak stres tidak hanya terjadi secara biologis, tetapi juga terpengaruh oleh perubahan perilaku. Banyak orang yang mengalami stres cenderung:
- Mengalami gangguan tidur,
- Mengurangi aktivitas fisik,
- Mengonsumsi makanan tidak sehat,
- Meningkatkan konsumsi alkohol dan rokok.
Kebiasaan tersebut semakin memperlemah sistem imun dan memperburuk kesehatan secara keseluruhan.
Hubungan Stres dengan Penyakit
Melemahnya sistem imun akibat stres kronis berdampak langsung pada meningkatnya risiko berbagai penyakit. Tubuh lebih mudah terserang infeksi virus atau bakteri, penyakit autoimun, hingga kanker.
Kondisi ini juga diperparah oleh masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi yang sering muncul bersamaan dengan stres. Kesehatan mental yang buruk memperburuk respon imun tubuh dan membuat seseorang semakin rentan terhadap penyakit.
Menurut data Pusdatin Kementerian Kesehatan RI, stres yang tidak terkendali dapat meningkatkan risiko gangguan metabolik, memperburuk inflamasi, dan menurunkan kualitas hidup seseorang.
Cara Mengurangi Dampak Stres pada Sistem Imun
Untuk menjaga sistem imun tetap optimal, penting bagi individu untuk mengelola stres dengan baik. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Aktivitas fisik teratur untuk menurunkan hormon stres dan meningkatkan endorfin.
- Tidur cukup minimal 7–8 jam per malam untuk menjaga keseimbangan hormon.
- Pola makan sehat kaya vitamin, mineral, dan antioksidan.
- Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam.
- Menghindari alkohol dan rokok yang dapat merusak sistem imun.
Hubungan Stres, Inflamasi, dan Risiko Penyakit Kronis
Stres memiliki pengaruh besar terhadap sistem imun melalui mekanisme hormonal dan perilaku sehari-hari. Stres kronis memicu peningkatan kortisol yang melemahkan fungsi imun, memunculkan inflamasi kronis, serta meningkatkan risiko penyakit.
Karena itu, pengelolaan stres secara efektif menjadi kunci untuk menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan jangka panjang. Seperti disampaikan Kementerian Kesehatan RI, menjaga keseimbangan pikiran dan tubuh adalah salah satu pilar penting dalam mewujudkan hidup sehat.