Waktu tak terasa terus berlalu. Sekarang tepat 5 hari jiwaku menempati tubuh Glora. Semakin hari aku bisa menyesuaikan kehidupannya sebagai Glora. Pagi ini aku berencana memberitahu nenek Subi bahwa aku bukan Glora tetapi seorang pemuda yang bernama Jenggala.
Tak lama suara nenek Subi terdengar, “Glora sarapan dulu cuk!!!”. Kesadaranku mulai kembali lalu aku menjawab, “Baik nek, Glora kesana.”
Tidak butuh waktu lama, aku bergegas menghampiri sang nenek untuk sarapan bersama. Selama sarapan berlangsung aku selalu melamun, aku bingung mulai dari mana aku harus bercerita. Tanpa disadari olehku nenek Subi memperhatikanku sambil nenek subi pun menyelesaikan makannya.
“Cuk, kenapa tidak dimakan? Kok malah bengong?” Nenek Subi bertanya.
Mendengar perkataan nenek Subi aku pun tersadar “Eeehh,,, nek sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan,”
Aku terdiam sesaat, lalu aku melanjutkan perkataanku sambil menatap nenek Subi.
“Sebenarnya aku bukan Glora, nek. Aku adalah Jenggala, seorang pemuda yang mengakhiri hidupnya dengan cara berlari ke tengah jalan dan akhirnya ada kendaraan yang menabrakku. Setelah tertabrak aku tidak tahu lagi apa yang terjadi, tiba-tiba aku tersadar berada di tubuh ini. ”
Akan tetapi, setelah mengatakan hal itu, reaksi nenek Subi justru di luar dugaanku. Nenek Subi terlihat tenang dan tidak menunjukkan ekspresi terkejut. Sekilas aku melihat senyum tipis nenek Subi.
“Huh, nenek kira kamu tidak akan menceritakannya secepat ini.”
***
Bersambung…
