Kesehatan

Burnout di Kalangan Mahasiswa: Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

82
×

Burnout di Kalangan Mahasiswa: Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Sebarkan artikel ini
Ketika senyum mulai hilang dan semangat memudar—beginilah rupa burnout yang sering tak terlihat dari luar
Ketika senyum mulai hilang dan semangat memudar—beginilah rupa burnout yang sering tak terlihat dari luar| Sumber: istockphoto.com

Sukabumihitz – Burnout bukan sekadar lelah biasa. Ini adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang muncul akibat tekanan berkepanjangan. Di dunia kampus yang penuh tuntutan, fenomena ini makin sering dialami mahasiswa. Jika tidak ditangani dengan baik, burnout bisa berdampak serius pada prestasi akademik hingga kesehatan mental.

Mengenali Tanda-Tanda Burnout pada Mahasiswa

Burnout tidak datang tiba-tiba. Berikut beberapa tanda umum yang patut kita waspadai:

1. Kelelahan yang tak kunjung hilang meskipun sudah istirahat. Tubuh terasa lemas, semangat menghilang, dan muncul rasa apatis terhadap tugas kuliah.

2. Penurunan motivasi belajar, ditandai dengan malas mengerjakan tugas, menunda-nunda pekerjaan, hingga merasa cemas setiap kali mendekati ujian atau tenggat waktu.

3. Selain itu, perubahan suasana hati juga dapat terjadi, seperti mudah tersinggung, merasa tidak berguna, atau sering merasa kewalahan tanpa alasan yang jelas.

4. Menarik diri dari lingkungan sosial atau merasa enggan bersosialisasi dengan teman kampus.

Faktor Penyebab Burnout di Dunia Perkuliahan

Banyak faktor yang bisa menjadi pemicu burnout di kalangan mahasiswa, di antaranya:

1. Beban akademik yang tinggi

Jadwal kuliah yang padat, tugas yang menumpuk, serta tekanan untuk meraih IPK tinggi dapat menjadi sumber stres utama.

2. Tuntutan sosial dan ekspektasi orang tua

Mahasiswa kerap merasa harus membuktikan diri sesuai harapan lingkungan, baik dari keluarga maupun masyarakat.

3. Masalah finansial

Biaya kuliah yang besar, kebutuhan hidup sehari-hari, hingga harus bekerja sambil kuliah bisa menambah beban mental.

4. Minimnya waktu istirahat dan hiburan

Di samping itu, aktivitas akademik yang terus menerus tanpa jeda berisiko membuat mahasiswa kehilangan waktu untuk rehat dan mengisi ulang energi.

5. Kurangnya dukungan emosional

Mahasiswa yang jauh dari keluarga atau tidak memiliki sistem pendukung sosial rentan merasa kesepian dan terisolasi.

Baca juga: Duduk Terlalu Lama Bisa Bikin Tubuh Cepat Lelah, Ini  Cara Mengatasinya!

Cara Efektif Mengatasi Burnout

Burnout bukan akhir segalanya. Ada banyak cara yang bisa kita tempuh untuk mengatasinya, seperti:

1. Atur ulang manajemen waktu

Susun jadwal harian yang realistis, beri jeda istirahat di antara aktivitas, dan hindari kebiasaan begadang demi mengejar tugas.

2. Temukan dukungan sosial

Ceritakan keluh kesah pada teman, keluarga, atau konselor kampus. Terkadang, sekadar memiliki seseorang yang mau mendengarkan sudah cukup membantu meringankan beban.

3. Lakukan aktivitas fisik ringan

Olahraga rutin seperti jalan kaki, yoga, atau bersepeda bisa membantu meredakan stres dan memperbaiki suasana hati.

4. Sediakan waktu untuk diri sendiri

Luangkan waktu untuk hobi, meditasi, atau sekadar menikmati waktu luang tanpa rasa bersalah.

5. Prioritaskan kesehatan mental

Jika kondisi burnout terasa makin berat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog kampus.

Burnout di kalangan mahasiswa adalah fenomena nyata yang tidak boleh diabaikan. Gejalanya bisa muncul secara perlahan, namun dampaknya sangat besar jika dibiarkan. Dengan mengenali tanda-tandanya sejak dini, memahami penyebab yang mendasarinya, serta menerapkan strategi yang tepat, mahasiswa dapat menjaga keseimbangan antara tuntutan akademik dan kesehatan mental. Menjaga kesehatan diri adalah fondasi utama untuk meraih kesuksesan di bangku kuliah maupun kehidupan setelahnya.

Baca juga: Hilangkan Ketombe Dengan Lidah Buaya, Alami dan Efektif!