Sukabumihitz – Tim Hibah UBSI Sukabumi mengadakan Pelatihan Desain Kemasan dan Teknik Foto Produk Digital pada Sabtu (22/11), sebagai bagian dari pendampingan optimalisasi produksi maggot di Bank Sampah IPPEC Sukabumi. Kegiatan ini merupakan salah satu program tim hibah UBSI Sukabumi yang danai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdiktisaintek) pada Tahun Pendanaan 2025
Kegiatan ini mendapat perhatian besar karena tim hibah ingin membantu Bank Sampah IPPEC meningkatkan nilai jual produk maggot, sekaligus memperluas akses pemasaran melalui konten digital yang lebih profesional. Melalui pelatihan ini, peserta belajar memahami pentingnya desain visual dalam persaingan bisnis yang semakin digital.
Sebagai narasumber utama, Rizal Amegia Saputra, Ketua Program Studi Sistem Informasi Akuntansi UBSI Sukabumi, menjelaskan berbagai strategi visual branding yang efektif. Ia juga menekankan bahwa kemasan menarik sering menjadi kunci untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, khususnya dalam produk berbasis lingkungan seperti maggot.
Selain itu, Lis Saumi Ramdhani selaku Ketua Kelompok Hibah turut memberikan pendampingan terkait pengembangan konten foto produk. Ia menunjukkan berbagai teknik dasar pencahayaan, pengambilan sudut gambar, hingga pemanfaatan perangkat sederhana agar pelaku UMKM tetap mampu menciptakan foto produk yang berkualitas.
Selain fokus pada aspek produksi, pelatihan ini juga menekankan pentingnya branding visual dalam menghadapi persaingan pasar digital. Produk yang memiliki kemasan menarik dan foto berkualitas biasanya lebih mudah menjangkau konsumen, terutama pada platform e-commerce dan media sosial.
Baca juga: UBSI Sukabumi Jalankan Asesmen Reakreditasi Prodi SIA D3, Dorong Penguatan Mutu Akademik
Tim hibah mendorong peserta agar memanfaatkan alat dan teknologi sederhana yang sangat mudah diakses. Peserta mempraktikkan teknik pencahayaan menggunakan peralatan seadanya, memilih sudut pengambilan gambar yang lebih estetis, hingga mencoba konsep mini studio portabel. Pendekatan ini membantu peserta menyadari bahwa peningkatan kualitas konten promosi tidak selalu membutuhkan biaya besar.
Selain itu, kegiatan pendampingan melalui program Hibah BIMA juga membuka peluang kolaborasi jangka panjang. Tim berencana untuk melakukan monitoring lanjutan terhadap perkembangan branding produk maggot IPPEC, sekaligus membantu memetakan strategi pemasaran berbasis digital. Dengan demikian, peserta tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga mampu merancang langkah-langkah pengembangan usaha secara lebih terarah.
Kegiatan ini berjalan semakin komprehensif berkat dukungan seluruh anggota kelompok hibah, yaitu Yusti Farlina, Andi Riyanto, Saela Nurusysyifa (mahasiswa), dan Asti Septiani (mahasiswa). Seluruh anggota berperan dalam memberikan pendampingan langsung kepada peserta, sehingga pelatihan berlangsung interaktif dan mudah dipahami.
Melalui pelatihan ini, tim hibah berharap Bank Sampah IPPEC mampu mengembangkan produk maggot secara lebih optimal. Selain itu, mereka juga ingin mendorong masyarakat agar semakin percaya bahwa inovasi sederhana dapat membuka peluang ekonomi yang lebih besar. Dengan langkah-langkah terarah seperti ini, upaya peningkatan perekonomian lokal pun semakin terbuka lebar.
Baca juga: Buktikan Kualitas, Prodi Sistem Informasi Akuntansi UBSI Sukabumi Kini Berstatus Unggul!














