Sukabumihitz – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, acara bertajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang” sukses digelar oleh Sukabumi Stories bekerja sama dengan Kejar Mimpi Sukabumi pada Sabtu(26/04). Bertempat di Bumi Arsa, Sukabumi, kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.30 hingga 12.00 WIB dan menyuguhkan diskusi mendalam seputar perjuangan R.A. Kartini, emansipasi perempuan, serta pentingnya kolaborasi antara laki-laki dan perempuan dalam mewujudkan kesetaraan.
Amira Mudiawati: Menjaga Semangat Literasi dan Budaya Lokal
Amira Mudiawati, founder Sukabumi Stories, memoderatori acara ini dengan penuh semangat. Ia aktif menggerakkan literasi dan melestarikan budaya lokal di Sukabumi. Dalam sambutannya, Amira menekankan pentingnya mengenang perjuangan Kartini sebagai langkah awal dalam memperjuangkan kesetaraan gender.
Gian Fajar: Kartini dan Pendidikan Perempuan
Sebagai perwakilan dari Sukabumi Stories dan mahasiswa S2 Pendidikan Sejarah, Gian Fajar membuka diskusi dengan membahas “Kartini”, seorang pahlawan nasional yang hingga kini menjadi simbol emansipasi perempuan di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa perjuangan Kartini untuk pendidikan perempuan sangatlah monumental, terutama dalam usahanya mendirikan sekolah untuk perempuan di masa penjajahan. “Kartini tidak hanya berjuang untuk hak-hak perempuan dalam aspek sosial, tetapi juga mendirikan sekolah bagi perempuan yang menjadi salah satu pionir perubahan dalam dunia pendidikan pada zamannya,” ujarnya.
Kiki Mulki: Kesetaraan Melalui Kolaborasi
Pandangan berbeda datang dari seorang influencer sekaligus penulis buku Menertawai yang Dunia Beri, yang melanjutkan diskusi dengan memberikan pandangannya mengenai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Kiki Mulki berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan ditakdirkan tidak setara. Namun, hal itu tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk terbang lebih tinggi dan meraih cita-citanya. “Dalam perjuangan ini, kita harus saling mendukung. Laki-laki dan perempuan diibaratkan puzzle yang artinya saling melengkapi,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah Kota Sukabumi Siapkan Rp120 Miliar untuk Benahi Infrastruktur Jalan
Ariyanti Katumbiri: Merawat Diri dalam Perjuangan
Panitia mengadakan kegiatan interaktif, mengajak peserta menuliskan perasaan dalam zine dan menukarkannya dengan teman di sebelahnya. Kegiatan ini memberi peserta kesempatan melepaskan beban emosional secara simbolis dan berbagi perasaan, mirip dengan Kartini yang menuliskan perasaan dan keinginannya melalui surat.
Ariyanti Katumbiri, seorang healer dan penulis buku “Sejenak untuk Dirimu: Self-Care di Masa-Masa Penuh Tekanan”, menutup sesi dengan mengajak peserta untuk merenungkan pentingnya perawatan diri. “Merawat diri sendiri adalah bentuk penghargaan terhadap tubuh dan pikiran kita. Perempuan harus belajar untuk memberi ruang bagi diri mereka sendiri di tengah tekanan hidup yang ada,” jelasnya.
Ladifa OlwiSalsa dan M. Hafidh Khoiri: Memimpin dengan Semangat
Acara ini dipandu dengan penuh semangat oleh Ladifa OlwiSalsa dan M. Hafidh Khoiri dari Kejar Mimpi Sukabumi, yang berhasil menjaga suasana tetap hangat dan dinamis. Peserta yang hadir merasa terinspirasi oleh diskusi yang mendalam serta kesempatan untuk merenung dan berbagi.
Refleksi dan Harapan untuk Masa Depan
Dengan mengangkat perjuangan Kartini dalam pendidikan, menekankan pentingnya kolaborasi gender untuk kesetaraan dan membuka peluang bagi semua. “Habis Gelap Terbitlah Terang” tidak hanya mengenang perjuangan Kartini, tetapi juga mengajak semua pihak untuk terus berjuang, saling mendukung, dan menghormati peran masing-masing dalam mewujudkan dunia yang lebih setara.