Sukabumihitz – Seorang pelajar SMK asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi korban pembacokan saat hendak ke sekolah pada Senin (20/10) pagi. Siswa berinisial An mengalami luka di bagian wajah setelah seseorang tak dikenal menyerangnya di kawasan Gang Masjid, sebelum Gang PN, jalur Cibadak–Cisaat.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIB. Saat itu, korban berboncengan motor bersama temannya, Ar, dari arah Nagrak menuju Cisaat. Di tengah kondisi lalu lintas yang padat, seorang pria datang dari belakang dan langsung menyerang tanpa berbicara sepatah kata pun.
“Saya sedang ngobrol sama korban, kondisi macet. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang bacok. Niat mau sekolah, pelaku pakai jaket kupluk, begitu membacok langsung lari,” ujar Ar.
Ar bersama warga segera membawa korban ke instalasi gawat darurat RSUD Sekarwangi di Cibadak. Luka terbuka tampak di bawah pelipis korban, diduga akibat sabetan senjata tajam. Menurut Ar, pelaku datang seorang diri dan tampak membawa golok.
“Dia nyerang di Gang Masjid, sebelum Gang PN. Setelah itu langsung lari masuk ke gang,” ujar Ar menambahkan.
Baca juga: Cegah Tawuran dan Geng Motor, Kota Sukabumi Mulai Berlakukan Jam Malam untuk Pelajar
Pihak sekolah mengonfirmasi peristiwa tersebut. Herfi Hervian, guru di sekolah korban, menjelaskan bahwa ia menerima laporan dari siswa lain tak lama setelah korban dilarikan ke rumah sakit.
“Saya sedang patroli di terminal, anak sudah lewat ke Cibadak. Kurang tahu kronologis awal. Laporan dari anak, katanya ada yang masuk rumah sakit dengan luka di wajah seperti akibat senjata tajam,” ungkap Herfi.
Ia menuturkan, sekolah rutin melakukan patroli di area terminal dan jalan utama untuk mencegah kenakalan pelajar, meskipun pengawasan terhadap siswa yang berkendara masih memiliki keterbatasan.
“Ini sudah termasuk kriminalitas, anak jadi korban. Kebetulan anak ini baik, warga Nagrak Cibadak. Dalam perjalanan ke Cisaat, tiba-tiba diserang,” ujarnya.
Herfi menyampaikan bahwa sekolah secara konsisten mengingatkan seluruh siswa agar tidak menampilkan atribut sekolah selama perjalanan sebagai langkah pencegahan terhadap potensi bentrokan antarpelajar. Pihak sekolah juga menerapkan aturan agar siswa mengenakan jaket atau sweater serta helm tanpa identitas sekolah sebagai bentuk antisipasi rutin.
Sementara itu, pihak kepolisian telah menerima laporan dan mulai melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut. Mengutip dari detik.com, petugas berseragam tampak berada di ruang IGD untuk memantau kondisi korban dan mengumpulkan informasi dari pihak terkait.