Sukabumihitz – Siswa-siswi kelas 5 SDN Cijangkar 1 mengikuti kegiatan edukatif bertema “Keberagaman adalah Kekuatan” pada Rabu (21/05) pukul 10.00 WIB. Lima mahasiswa dari Program Studi Sistem Informasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Sukabumi mengisi kegiatan tersebut dengan mengenalkan konsep Hak Asasi Manusia (HAM) kepada para siswa. Melalui pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, mereka mengajak anak-anak memahami pentingnya menghargai perbedaan serta hak setiap individu.
Mengenal HAM: Sejarah dan Pengertian
Sebagai ketua kelompok, M. Ghifran SA membuka sesi dengan menjelaskan makna Hak Asasi Manusia (HAM). Pada dasarnya, HAM merupakan hak dasar yang dimiliki setiap manusia sejak lahir, tanpa memandang latar belakang sosial, etnis, atau agama. Ia juga menyampaikan sejarah panjang perjuangan HAM yang dimulai dari berbagai peristiwa penting dunia hingga disahkannya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1948.
“Anak-anak perlu tahu bahwa hak mereka untuk belajar, bermain, dan hidup dengan aman adalah bagian dari HAM yang harus dihormati semua pihak,” jelasnya.

Baca Juga : Generasi Muda Peduli Lingkungan: Kegiatan Edukasi Pengelolaan Sampah di Sekolah Dasar
Mengapa HAM Itu Penting?
Marlinda Azizah S menekankan pentingnya menanamkan pemahaman tentang HAM sejak usia sekolah. Ia menyampaikan bahwa HAM bukan hanya milik orang dewasa, tetapi juga hak setiap anak. Dengan demikian, pemahaman ini dapat membentuk karakter anak yang lebih menghargai sesama sejak dini.
“Dengan menghormati HAM, kita menciptakan lingkungan yang aman dan adil bagi semua. Anak-anak yang tumbuh dalam suasana saling menghargai akan menjadi pribadi yang toleran dan bertanggung jawab,” jelas Marlinda kepada para siswa.
Cara Menghormati HAM dan Tokoh Perjuangannya
Izzan Natha Putra mengajak siswa memahami cara menghargai HAM dalam kehidupan sehari-hari. Ia memberi contoh seperti tidak membully teman, menghargai pendapat orang lain, dan membantu sesama tanpa membedakan siapa pun.
Selain itu, Izzan memperkenalkan beberapa tokoh pejuang HAM dunia, seperti Nelson Mandela yang memperjuangkan kesetaraan ras di Afrika Selatan, dan Malala Yousafzai yang berani menyuarakan hak pendidikan bagi anak perempuan.
Pentingnya Menghargai Perbedaan
Sebagai penutup kegiatan, Marlinda kembali mengingatkan bahwa keberagaman adalah sumber kekuatan, bukan perpecahan. Ia mengajak seluruh siswa untuk terus menghargai perbedaan dan menjadikan nilai-nilai HAM sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. “Keberagaman membuat kita saling melengkapi. Dengan menghormati hak orang lain, kita tidak hanya menjadi manusia yang lebih baik, tapi juga ikut membangun masa depan bangsa yang lebih damai,” ujarnya.
Secara keseluruhan, kegiatan ini berlangsung hangat dan penuh semangat. Dengan pendekatan yang interaktif, para mahasiswa berhasil mengajak siswa memahami bahwa HAM bukan sekadar konsep, tetapi merupakan fondasi penting dalam menciptakan kehidupan yang adil, setara, dan harmonis.