BeritaPendidikan

Mahasiswa UBSI Sukabumi Tanamkan Kesadaran Anti-Cyberbullying kepada Siswa SDN Lamping 3 Kota Sukabumi

86
×

Mahasiswa UBSI Sukabumi Tanamkan Kesadaran Anti-Cyberbullying kepada Siswa SDN Lamping 3 Kota Sukabumi

Sebarkan artikel ini
Cyberbullying
"Jempolku Temanku", Kampanye Anti-Cyberbullying dari Mahasiswa UBSI Sukabumi | Dok: Istimewa

Sukabumihitz – Kasus cyberbullying di kalangan anak sekolah semakin meningkat. Mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Kota Sukabumi turun langsung ke lapangan untuk memberikan edukasi tentang bahaya perundungan digital.

Pada Selasa, (21/5/2025) mereka menggelar program pengabdian masyarakat bertema “Stop Cyberbullying! Jempolku Temanku” di SDN Lamping 3 Kota Sukabumi. Kegiatan ini menyasar siswa kelas 6 dan berlangsung di ruang kelas 06 sekolah tersebut.

Kelompok pengabdian terdiri dari mahasiswa kelas 19.8A.28 mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kegiatan ini diketuai oleh Liana Nur Apriliani bersama empat anggota: Destri Rosiani Marwah, Moh. Faisal Fadilla, Nur Sinta, dan Tasya Kyranie Noor Annisa.

Cyberbullying
Mahasiswa UBSI Sukabumi Edukasi Siswa SD Sukabumi tentang Bahaya Cyberbullying | Dok: Istimewa

Para mahasiswa menggunakan pendekatan interaktif agar siswa lebih mudah memahami materi. Mereka tidak hanya menjelaskan bahaya cyberbullying, tetapi juga memberikan contoh nyata dan langkah pencegahan.

Baca juga: Mahasiswa Bangun Desa Selajambe Melalui Pengembangan UMKM dan Literasi Sekolah

Materi yang Disampaikan:

  1. Definisi Cyberbullying
    Mahasiswa menjelaskan arti cyberbullying dan bagaimana bentuknya berbeda dari perundungan biasa.

  2. Contoh Perilaku Cyberbullying
    Mereka mengajak siswa berdiskusi melalui simulasi kasus, seperti menghina lewat media sosial, menyebarkan hoaks, hingga mengucilkan teman secara daring.

  3. Dampak Nyata Bagi Korban
    Mahasiswa menggambarkan dampak emosional dan sosial yang bisa timbul, seperti stres, takut, hingga penurunan prestasi.

  4. Langkah Melaporkan Tindakan
    Mereka memberikan panduan praktis untuk melapor kepada guru, orang tua, atau lembaga terkait.

Respons Siswa dan Harapan Mahasiswa

Siswa menyambut kegiatan ini dengan antusias. Banyak dari mereka yang aktif bertanya dan berbagi pengalaman. Suasana belajar menjadi hangat dan penuh makna.

“Kami ingin siswa tidak hanya tahu bahaya cyberbullying, tapi juga berani bertindak. Mereka harus tahu bahwa mereka bisa melapor dan mendapatkan perlindungan,” kata Liana Nur Apriliani, Ketua Kelompok Pengabdian UBSI Sukabumi.

Mengapa Edukasi Ini Penting?

Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan tren peningkatan kasus cyberbullying di kalangan pelajar, terutama siswa sekolah dasar dan menengah.

Sayangnya, masih banyak anak yang belum memahami cara menghadapi ancaman digital. Oleh karena itu, edukasi semacam ini sangat penting untuk membentuk kesadaran digital sejak dini.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa UBSI membuktikan bahwa mereka mampu berkontribusi nyata bagi masyarakat. Mereka tidak hanya belajar teori di kampus, tetapi juga terlibat langsung dalam isu sosial yang penting.

Program edukasi ini menjadi langkah awal menciptakan lingkungan digital yang aman, sehat, dan bebas perundungan.

Baca juga: Mendorong Pendidikan Berkualitas dengan Beasiswa dan Apresiasi Sekolah dalam Seminar Kemerdekaan Digital