Berita

Hari Ibu: Menghargai Perempuan, Menguatkan Keluarga, Menjaga Masa Depan

26
×

Hari Ibu: Menghargai Perempuan, Menguatkan Keluarga, Menjaga Masa Depan

Sebarkan artikel ini
10. Hari Ibu: Menghargai Perempuan, Menguatkan Keluarga, Menjaga Masa Depan | Sumber: Google
10. Hari Ibu: Menghargai Perempuan, Menguatkan Keluarga, Menjaga Masa Depan | Sumber: Google

Sukabumihitz – Setiap tanggal 22 Desember, Indonesia memperingati Hari Ibu. Namun, peringatan ini tidak sekadar menjadi agenda tahunan, melainkan ruang refleksi tentang peran perempuan yang sering bekerja dalam diam. Dari rumah yang sederhana, seorang ibu menguatkan keluarga, membesarkan anak-anak, dan menanamkan nilai kehidupan yang kelak menentukan arah masa depan.

Sejak pagi hingga larut malam, ibu menjalani peran yang nyaris tanpa jeda. Ia mengurus rumah, mendampingi anak, mendengarkan keluh kesah, sekaligus menyimpan lelahnya sendiri. Ibu kerap menomorsatukan kebutuhan keluarga, bahkan ketika dirinya membutuhkan waktu untuk beristirahat. Dalam kesunyian itulah, cinta seorang ibu bekerja tanpa pamrih.

Mengutip dari detik.com, Makna mendalam Hari Ibu di Indonesia tidak terlepas dari sejarah panjang perjuangan perempuan.

Peringatan 22 Desember berakar dari Kongres Perempuan Indonesia Pertama yang berlangsung pada 22–25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres tersebut menjadi tonggak persatuan perempuan Indonesia untuk menyuarakan hak, memperjuangkan pendidikan, serta memperbaiki nasib perempuan dalam kehidupan sosial dan keluarga. Pemerintah Republik Indonesia kemudian menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959 sebagai bentuk penghargaan atas peran dan pengabdian perempuan bagi bangsa.

Dalam keluarga, ibu menjadi pendidik pertama dan utama. Ia mengajarkan kejujuran melalui sikap, kesabaran melalui contoh, dan empati melalui kehadiran. Nilai-nilai itu tumbuh perlahan, namun mengakar kuat dalam diri anak. Karena itu, peran ibu tidak hanya membentuk individu, tetapi juga membangun karakter masyarakat.

Baca juga: Ucapkan Selamat Hari Ibu, Jokowi Mengajak Untuk Mengingat Lagi Kebaikan dan Kemurahan Hati Ibu.

Pandangan ini sejalan dengan ungkapan pahlawan nasional R.A. Kartini yang hingga kini tetap relevan dengan kondisi sosial Indonesia.

“Ibu adalah tiang negara. Jika baik para ibu, maka baiklah negara.” R.A. Kartini

Di tengah perubahan zaman, peran ibu terus berkembang. Banyak ibu kini menjalani peran ganda sebagai pekerja sekaligus pengelola keluarga. Mereka beradaptasi dengan teknologi, tuntutan ekonomi, dan dinamika sosial, tanpa melepaskan kasih sayang sebagai fondasi utama. Kehadiran ibu tetap menjadi tempat pulang yang paling aman bagi anak-anaknya.

Sayangnya, pengorbanan ibu sering kali luput dari perhatian. Banyak kerja keras yang tidak tercatat, tidak dipuji, dan tidak dirayakan. Padahal, dari tangan seorang ibu lahir generasi yang membawa nilai, akhlak, dan harapan. Ketulusan itulah yang menjadikan peran ibu begitu kuat, meski jarang disorot.

Peringatan Hari Ibu mengajak masyarakat untuk berhenti sejenak dan memberi ruang penghargaan. Menghormati ibu tidak selalu membutuhkan perayaan besar. Perhatian sederhana, ucapan terima kasih, dan sikap saling menghargai menjadi bentuk cinta yang paling nyata.

Lebih dari sekadar peringatan, Hari Ibu mengingatkan bahwa membangun bangsa bermula dari menghargai perempuan dan menguatkan keluarga. Selama ibu terus mendapat dukungan dan penghormatan, masa depan yang lebih manusiawi akan selalu menemukan jalannya.

Karena pada akhirnya, di balik setiap langkah anak, selalu ada doa ibu yang bekerja tanpa suara.

Baca juga:Merangkul Perubahan Pasca Melahirkan: Pemulihan Fisik dan Mental Ibu