BeritaPendidikan

Kasus Kekerasan Guru Viral, Ratusan Siswa SMAN 1 Cicurug Gelar Aksi Demo

16
×

Kasus Kekerasan Guru Viral, Ratusan Siswa SMAN 1 Cicurug Gelar Aksi Demo

Sebarkan artikel ini
SMAN 1 Cicurug
Ratusan pelajar SMAN 1 Cicurug, Kabupaten Sukabumi, menggelar aksi damai di halaman sekolah pada Senin (25/8)

Sukabumihitz – Ratusan pelajar SMAN 1 Cicurug, Kabupaten Sukabumi, menggelar aksi di halaman sekolah pada Senin (25/8). Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kasus dugaan kekerasan guru terhadap siswi, yang sebelumnya ramai diperbincangkan di media sosial.

Sekitar pukul 08.30 WIB, halaman sekolah dipenuhi siswa berseragam putih abu-abu. Mereka membawa spanduk berisi pesan penolakan kekerasan, di antaranya bertuliskan “NO WOMAN DESERVE TO BE ABUSE” dan “STOP KEKERASAN ATAS NAMA PENDIDIKAN”.

Menurut MFS (17), salah satu penggerak aksi, kegiatan tersebut sudah terencana sejak beberapa hari lalu.

“Aksi ini bukan spontan. Kami rancang sejak beberapa hari lalu. Kami ingin sekolah jadi tempat aman, bukan ruang yang menorehkan luka,” ujarnya.

Meskipun mediasi antara pihak guru dan keluarga korban sudah menghasilkan kesepakatan damai, para siswa tetap menuntut adanya tindakan tegas terhadap oknum guru tersebut.

“Kalau guru ini masih ada di sekolah, orang tua pasti ragu menitipkan anaknya ke sini,” tambahnya.

Tanggapan Pihak Sekolah 

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Arif Munandar, menegaskan bahwa aksi siswa memang benar terjadi dan aspirasi mereka akan ia sampaikan kepada pimpinan sekolah. Ia menyatakan dukungannya selama tujuan aksi tersebut untuk kebaikan lingkungan sekolah.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Nurjaka, menjelaskan awal mula kasus ini. Ia mengatakan insiden berawal dari unggahan foto guru bersama siswi yang membuat keresahan. Saat pembuatan video skenario sanksi, guru tersebut benar-benar melakukan pemukulan, sehingga persoalan melebar ke publik.

“Alhamdulillah, sudah ada hitam di atas putih. Kedua pihak saling memaafkan,” ujarnya.

Namun, ia menambahkan, gejolak di sekolah belum sepenuhnya reda. Aksi siswa bahkan sempat viral di media sosial dan mendapat banyak dukungan. Guru yang bersangkutan kini sudah dinonaktifkan sambil menunggu keputusan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat.

Pihak sekolah menegaskan akan mengambil tindakan tegas dan transparan, serta memberikan pendampingan psikologis kepada korban maupun siswa lainnya agar tidak mengalami trauma berkepanjangan.

Baca juga: Kasus Kematian Raya di Sukabumi Berujung Sanksi Penundaan Dana Desa oleh Gubernur Jabar