sukabumihitz -Studio animasi Ufotable kembali mengguncang dunia anime lewat perilisan film terbaru Kimetsu no Yaiba: Infinity Castle Part 1: Akaza returns.
Film ini menjadi bagian pertama dari trilogi penutup yang mengadaptasi Infinity Castle Arc, bagian paling emosional dari manga Gotouge.
Tayang Perdana dengan Antusiasme Besar
Penayangan perdana di Jepang disambut luar biasa; tiket midnight show pada 24 bioskop habis hanya dalam beberapa jam.
Warganet menyebut film ini sebagai “ledakan visual” dan menyatakan kualitasnya menjadi standar baru dalam dunia sinema anime.
Baca juga: Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Mengakhiri Saga di Layar Lebar Lewat Trilogi Epik
Sinopsis: Kembalinya Akaza, Pertarungan Tanjiro Semakin Sengit
Bagian pertama berfokus pada Akaza, iblis Upper Moon tiga, yang kembali untuk bertarung menghadapi Tanjiro dan para pemburu iblis.
Ufotable menghadirkan animasi ultra-detail saat pertarungan Akaza melawan Tanjiro dan Giyu, membuat penonton terkesima oleh intensitasnya.
Tak hanya aksi, film ini juga menggali trauma masa lalu Akaza dan emosional mendalam yang sang MC.
Salah satu adegan paling memukau menampilkan teknik baru Akaza yang belum pernah muncul pada serial sebelumnya.
Pertarungan penuh efek visual ledakan energi dan gerakan detail, memikat mata dari awal hingga akhir film.
Musik dan Produksi: Kolaborasi Kelas Dunia
Musik karya Yuki Kajiura dan Go Shiina membangun atmosfer menegangkan, menyayat hati, sekaligus epik dalam setiap adegan pertarungan besar.
Kombinasi dengan koreografi aksi yang luar biasa, film ini memperkuat posisi Ufotable sebagai raja animasi pertarungan tanpa tanding.
Jadwal Rilis Global: Indonesia Segera Menyusul
Setelah sukses di Jepang, film Akaza returns akan tayang di Indonesia pada 15 Agustus 2025 lewat distribusi Odex dan Crunchyroll.
Sementara itu, penonton di Amerika Serikat dan Kanada bisa menikmati filmnya mulai 12 September 2025 mendatang di bioskop.
Menurut Polygon, distribusi global film ini menargetkan penggemar internasional yang terus tumbuh sejak rilis Mugen Train.
Kritikus menyebut film ini sebagai “permulaan akhir yang sempurna” bagi kisah Tanjiro dalam trilogi pamungkas Demon Slayer.
Penggemar di Reddit dan X menyebut film ini bukan sekadar adaptasi, melainkan pengalaman emosional dan sinematik luar biasa.
“Ini bukan pertarungan biasa Akaza digambarkan tragis, kuat, dan menyentuh. Saya sampai merinding,” tulis pengguna @satsuki_xx di X.