Sukabumihitz – CEO Amazon, Andy Jassy, menyatakan AI generatif akan mengurangi pekerja karena komputer mengambil alih tugas rutin. Ia juga menyebut, seperti transformasi teknologi lain, beberapa pekerjaan hilang namun muncul peluang baru di bidang lain.
Pernyataan ini muncul di tengah persaingan ketat untuk mendapatkan talenta AI terbaik. Baru-baru ini, Amazon kehilangan Vasi Philomin, Wakil Presiden yang memimpin pengembangan layanan AI generatif dan Amazon Bedrock. Philomin keluar dari perusahaan setelah delapan tahun, dan sebagian tanggung jawabnya kini terambil alih oleh Rajesh Sheth.
Pemimpin Teknologi Kompak Dorong Otomatisasi
Jassy menegaskan Amazon tetap investasi AI dan memindahkan karyawan ke tugas yang lebih kreatif dan berdampak. Amazon juga kemungkinan mengurangi tenaga kerja karena AI meningkatkan efisiensi operasional.
Baca juga : Kolaborasi AI dan Manusia, Tidak Hanya Canggih Tapi Harus Bijak!
Pandangan Jassy sejalan dengan tren di perusahaan teknologi lainnya. CEO Salesforce, Marc Benioff, menyebut bahwa AI kini menangani hingga 50% pekerjaan di perusahaannya. Shopify dan Microsoft juga mendorong penggunaan AI dalam aktivitas sehari-hari, sementara Klarna mengaitkan pemangkasan tenaga kerjanya sebesar 40% dengan penggunaan AI.
Amazon, seperti banyak perusahaan teknologi lainnya, telah melakukan PHK besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir—memangkas lebih dari 27.000 karyawan sejak 2022. Saham perusahaan tahun ini stagnan dan tertinggal berbanding perusahaan seperti Meta, Microsoft, dan Nvidia yang mencapai rekor tertinggi.
Di sisi lain, CEO BT Group, Allison Kirkby, menyatakan bahwa kemajuan AI dapat mempercepat pemangkasan lebih dari 40.000 pekerjaan di perusahaan telekomunikasi Inggris tersebut. Ia menilai penghematan biaya bisa lebih besar dengan pemanfaatan penuh teknologi AI.
Amazon mempercepat pengembangan agen AI mandiri demi efisiensi, meski bisa mengurangi kebutuhan tenaga kerja korporat.