BeritaPendidikan

Quantum Computing Bukan Lagi Sekadar Khayalan, Indonesia Harus Jadi Pemain Utama

47
×

Quantum Computing Bukan Lagi Sekadar Khayalan, Indonesia Harus Jadi Pemain Utama

Sebarkan artikel ini
quantum
Quantum Computing Bukan Lagi Sekadar Khayalan, Indonesia Harus Jadi Pemain Utama | Doc: Istimewa

Sukabumihitz – Jakarta, Kata quantum sering membuat orang teringat pada Ant-Man, mesin waktu Avengers, atau istilah rumit dalam seminar fisika. Namun, Rektor Cyber University, Gunawan Witjaksono, Ph.D, menegaskan bahwa quantum bukan sekadar cerita film superhero. Quantum hadir nyata dan segera mengetuk pintu kehidupan sehari-hari.

Gunawan menyampaikan gagasan tersebut saat Qiskit Fall Fest 2025 pada Selasa (30/9) di Aula Cyber University, Jakarta Selatan. Acara itu berlangsung melalui kolaborasi Cyber University bersama IBM Quantum. Fakta bahwa hanya 150 kampus di dunia berhasil masuk program ini, termasuk Cyber University dari Indonesia, menegaskan arti penting kegiatan tersebut.

Baca Juga: Prof. Hilman Ungkap Terobosan Quantum Machine Learning dalam Dunia Medis di ICITRI 2025

Gunawan membuka materinya dengan perbandingan tajam. Menurutnya, Artificial Intelligence (AI) sudah mengguncang hidup manusia. Skripsi bisa terselesaikan lewat ChatGPT, desain kreatif muncul lewat MidJourney. Namun, Quantum Computing akan mengguncang lebih besar lagi.

“Quantum bukan sekadar soal kecepatan, melainkan cara berpikir baru. Kita bicara optimisasi, simulasi, keamanan data, sampai pemodelan finansial. Semua itu mengubah wajah industri, dan Indonesia harus siap mengambil peran,” ujar Gunawan penuh optimisme.

Komputer klasik yang dianggap hebat bisa kalah telak oleh mesin quantum hanya dalam hitungan detik. Masalah pelik seperti prediksi pasar finansial atau simulasi molekul obat langsung runtuh ketika mesin quantum bekerja.

Gunawan menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh puas sekadar menjadi penonton. Ia mendorong agar bangsa ini bergerak sebagai pemain utama, bukan hanya pengguna akhir hasil riset luar negeri. Cyber University sebagai The First Fintech University in Indonesia terus mendorong diskusi akademik dan kolaborasi internasional.

Acara ini juga melahirkan MoU bersama BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara). Kerja sama itu menjadi langkah penting menghadapi ancaman post-quantum cryptography. Dunia resah karena sistem keamanan lama bisa roboh oleh mesin quantum. Indonesia wajib memperkuat riset, menyiapkan SDM, serta membangun tameng digital sendiri.

Gunawan menutup penyampaiannya dengan tegas, “Hari ini kita bukan hanya membicarakan masa depan, kita menuliskannya. Anak muda Indonesia harus menjadi penulis utama sejarah quantum computing, bukan catatan kaki.”

Quantum kini hadir nyata, bukan lagi sekadar rumus kaku dalam buku tebal. Mahasiswa perlu memahami teknologi ini, karena dalam 10–20 tahun ke depan, mereka justru akan menciptakan algoritma baru, menjaga data negara, serta membuktikan bahwa laptop lama tak sebanding dengan mesin quantum.

Jika AI sudah mengguncang dunia, quantum akan menciptakan revolusi berikutnya. Pertanyaannya sederhana: Indonesia mau berdiri sebagai pemain utama atau puas sekadar menonton seperti film Marvel?

Baca Juga: Kolaborasi Cyber University dan BSSN Siapkan Talenta Digital di Era Quantum