Sukabumihitz – Universitas BSI Sukabumi kembali menggelar kegiatan edukatif bertajuk Jum’at Ilmiah yang pada 27 September 2024 mengangkat tema “Pemasaran Masa Kini: Influencer Marketing”. Seminar ini menghadirkan narasumber ahli di bidang pemasaran, Dr. Dicki Prayudi, S.E., M.M., dengan Lis Saumi Ramdhani, M.Kom., sebagai moderator, bertempat di Ruang 203 Universitas BSI Sukabumi.
Influencer Marketing dalam Era Digital
Dr. Dicki Prayudi memulai diskusi dengan menjelaskan bahwa influencer marketing kini berperan sebagai pilar penting dalam strategi pemasaran modern. Menurutnya, “Influencer adalah sosok yang memiliki pengaruh besar di media sosial dan mampu memengaruhi perilaku pengikut mereka melalui konten yang mereka buat.”
Dr. Dicki menekankan bahwa banyak bisnis kini memilih influencer marketing untuk meningkatkan brand awareness dan membangun customer trust. Menurutnya, strategi ini memberikan banyak manfaat, seperti memperkuat kredibilitas merek, menargetkan audiens secara tepat, serta memperkuat word of mouth (WOM).
Pertumbuhan Eksponensial Influencer Marketing
Menurut data yang dipaparkan, influencer marketing diproyeksikan tumbuh hingga mencapai angka $13,8 miliar per tahun. Di Google, pencarian terkait influencer marketing meningkat hingga 456%, menandakan tingginya minat terhadap strategi pemasaran ini. “Sekitar 90% pemasar menganggapnya efektif, dengan hampir 49% konsumen mengandalkan rekomendasi dari influencer sebelum membuat keputusan pembelian,” jelas Dr. Dicki.
Jenis-Jenis Influencer dan Penggunaannya
Dr. Dicki menjelaskan bahwa bisnis perlu memilih jenis influencer yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ada empat kategori utama influencer:
- Mega Influencer: Mega influencer memiliki lebih dari satu juta pengikut dan perusahaan besar dengan anggaran besar umumnya menggunakan mereka untuk menargetkan audiens yang luas.
- Makro Influencer: Dengan pengikut antara 100 ribu hingga 1 juta, influencer ini ideal untuk startup yang ingin memperoleh eksposur cepat.
- Mikro Influencer: Pengikut mereka berkisar antara 1.000 hingga 100 ribu, seringkali lebih berfokus pada audiens spesifik dengan tingkat interaksi yang lebih tinggi.
- Nano Influencer: Dengan pengikut di bawah 1.000, influencer ini cocok untuk bisnis kecil dengan anggaran terbatas, seperti bisnis makanan lokal.
Baca Juga: Inilah 8 Karakteristik yang Membedakan Entrepreneur Sukses dari yang Lain.
Mengukur Efektivitas Influencer
Dalam strategi influencer marketing, pengukuran efektivitas sangat penting. Dr. Dicki menekankan pentingnya metrik seperti Engagement Rate (ER), Conversion Rate (CR), dan Return on Investment (ROI). “ER mengukur seberapa banyak audiens berinteraksi dengan konten, sementara CR menunjukkan berapa banyak audiens yang melakukan tindakan seperti pembelian setelah terpapar konten influencer. ROI sangat penting untuk melihat apakah investasi pada influencer menghasilkan keuntungan yang diinginkan,” ungkapnya.
Selain itu, tim pemasaran menggunakan metrik Cost per Engagement (CPE) untuk menghitung biaya per interaksi yang dihasilkan. Metrik Reach & Impression mengukur jumlah pengguna unik yang melihat konten serta total tampilan konten.
Teknologi AI dalam Influencer Marketing
Dr. Dicki juga menjelaskan bagaimana teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), membantu pelaku bisnis mempermudah pelaksanaan influencer marketing. Berbagai platform AI seperti TRAACKR, UPFLUENCE, dan GRIN dapat membantu bisnis dalam menemukan influencer yang tepat serta memantau kinerja kampanye. “AI memungkinkan kita untuk lebih akurat dalam menargetkan audiens dan mengukur dampak kampanye secara real-time,” jelasnya.
Menyusun Strategi Influencer Marketing
Di akhir pemaparannya, Dr. Dicki memberikan panduan praktis untuk menyusun strategi influencer marketing. Langkah pertama adalah menemukan influencer yang sesuai dan memahami struktur pembayaran mereka. “Anda perlu menetapkan anggaran dan strategi manajemen, menentukan tujuan serta pesan kampanye, menjalin hubungan dengan influencer, dan secara berkala meninjau serta memperbaiki strategi yang dijalankan,” tuturnya.
Beliau juga menambahkan bahwa bisnis lokal, terutama di wilayah Sukabumi, dapat memanfaatkan influencer dengan skala lebih kecil, seperti nano dan mikro influencer, untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dengan anggaran yang lebih terjangkau. Influencer lokal yang memiliki kredibilitas dan kedekatan dengan audiens dapat memberikan dampak signifikan terhadap citra bisnis.
Acara Jum’at Ilmiah ini memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya influencer marketing sebagai alat pemasaran masa kini. Strategi ini telah tumbuh pesat dan terbukti efektif, menjadikannya semakin penting bagi bisnis di era digital. Universitas BSI Sukabumi terus berperan aktif dalam memberikan edukasi berkualitas bagi mahasiswa dan masyarakat luas, terutama di bidang pemasaran digital.