Sukabumihitz.com – Gunung Tangkuban Parahu, yang terletak di kawasan Bandung, Jawa Barat, memiliki legenda yang kaya dan penuh misteri. Legenda ini memberikan gambaran tentang asal-usul gunung yang memiliki bentuk seperti perahu terbalik ini.
Asal usul nama: “Tangkuban Parahu”
Menurut legenda setempat, nama “Tangkuban Parahu” berasal dari kata “tangkuban” yang berarti terbalik, dan “parahu” yang berarti perahu. Ceritanya dimulai dari seseorang bernama Sangkuriang, yang juga dikenal sebagai Ki Gedeng Tapa.
Sangkuriang adalah pemuda tampan yang punya kekuatan luar biasa. Ia jatuh cinta dengan seorang gadis cantik bernama Dayang Sumbi, tanpa menyadari bahwa gadis itu sebenarnya adalah ibunya sendiri yang menyamar.
Dayang Sumbi menaruh cinta kasihnya kepada Sangkuriang, namun mengetahui bahwa mereka sebenarnya adalah ibu dan anak, membuatnya bingung dan khawatir.
Tantangan Sang Ibu, Dayang Sumbi
Untuk menghindari perkawinan yang tak seharusnya terjadi, Dayan Sumbi memberikan tantangan yang mustahil kepada Sangkuriang. Dia meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah danau dan perahu dalam waktu semalam untuknya. Sangkuriang yang kuat dan penuh semangat menerima tantangan tersebut.
Sangkuriang segera bekerja keras dan meminta bantuan jin, dia hampir menyelesaikan tugasnya sebelum fajar menyinsing.
Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang hampir berhasil, dan untuk mencegahnya, dia menyiapkan kain putih yang menyerupai fajar. Saat Sangkuriang melihat “fajar” itu, dia marah dan menendang perahu yang hampir selesai itu, membentuk gunung yang sekarang kita kenal sebagai Tangkuban Parahu.
Pemandangan saat ini
Hingga hari ini, Gunung Tangkuban Parahu menjadi daya tarik wisata yang populer di Jawa Barat, khususnya di kota Bandung. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam dan belajar tentang legenda yang melingkupinya. Legenda ini juga mengajarkan kita tentang konsekuensi dari kemarahan dan kesalahan yang tak terpulihkan.
Gunung Tangkuban Parahu, dengan cerita legenda yang mengitarinya, menjadi sebuah simbol kekuatan alam dan warisan budaya yang patut dijaga. Keberadaannya tidak hanya memesona mata, tetapi juga merangkum kebijaksanaan dari masa lampau yang tetap relevan hingga saat ini.