Sukabumihitz – TikTok kini tidak lagi sekadar platform hiburan, tetapi juga telah menjelma menjadi ruang belajar yang digemari generasi muda. Banyak pengguna memanfaatkannya untuk berbagi tips belajar, ringkasan materi, hingga pengetahuan umum dalam format singkat dan menarik. Namun, apakah TikTok benar-benar efektif sebagai media belajar, atau justru hanya menambah daftar distraksi digital?
Edukasi Kilat dalam Genggaman
TikTok berhasil menjawab tantangan gaya belajar Gen Z yang mengutamakan visual, kecepatan, dan interaktivitas. Guru, dosen, hingga pelajar aktif membagikan pengetahuan dan menyerap informasi melalui platform ini. Materi seperti trik matematika, sejarah singkat, hingga konsep sains dapat tersaji dalam video yang sederhana dan menarik. Banyak siswa merasa lebih mudah memahami pelajaran karena penyajiannya terasa menyenangkan.
Selain itu, algoritma TikTok secara otomatis menampilkan konten sesuai minat pengguna. Video dapat muncul di linimasa (FYP) tanpa perlu dicari, sehingga terasa lebih natural dan tidak kaku.
Baca Juga: Tips Efektif Membangun Personal Branding Lewat Media Sosial
Antara Inspirasi dan Ilusi Produktivitas
Meski terlihat menjanjikan, belajar melalui TikTok tetap mengandung sejumlah risiko. Durasi video yang singkat membatasi penyampaian materi dan sering kali membuat informasi tersaji terlalu sederhana. Saat berniat belajar, pengguna bisa dengan mudah tergoda menonton konten hiburan lain yang lebih menarik secara visual.
Selain itu, siapa pun memiliki kesempatan untuk mengunggah konten edukatif di TikTok, meskipun tidak memiliki latar belakang keahlian atau sumber informasi yang valid. Banyak informasi tidak terverifikasi tersebar luas, sehingga pengguna perlu bersikap cermat dan kritis.
TikTok sebagai Media Belajar
Pengguna dapat memaksimalkan TikTok sebagai sarana belajar yang efektif jika mampu mengelolanya dengan bijak. TikTok memang tidak bisa menggantikan peran buku atau guru di ruang kelas, tetapi mampu berfungsi sebagai pelengkap pembelajaran yang inspiratif dan menyenangkan. Kunci utamanya terletak pada kesadaran, tanggung jawab, serta kemampuan setiap pengguna dalam mengelola penggunaan platform ini secara terarah.
Baca Juga: Peran Guru Generasi Z dalam Mewujudkan Pendidikan 2025