Sukabumihitz – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu malam (3/8) memicu banjir di dua kecamatan setelah Sungai Cicatih meluap. Puluhan rumah di Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, serta Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, terdampak banjir yang datang tiba-tiba.
Data awal menyebutkan sedikitnya 15 rumah di Kampung Pamuruyan RT 01/01, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, mengalami genangan air. Menurut Kepala Desa Cisarua, Kosasih, upaya penanganan dilakukan segera oleh Tim Unit Reaksi Cepat (URC) setempat.
“Kami di desa punya Tim URC (Unit Reaksi Cepat). Pascabencana, tim sudah turun ke lapangan, membantu membersihkan sisa-sisa lumpur yang terbawa banjir di rumah-rumah warga. Itu sampai pukul 01.00 WIB,” uajr Kosasih, mengutip dari mediaindonesia.com.
Selain merusak perabotan, banjir juga berdampak pada aktivitas sekolah. Sejumlah siswa SMP dan SMA tak bisa bersekolah karena perlengkapan mereka seperti buku dan seragam terendam air. Kosasih menyebut telah berkoordinasi dengan sekolah agar anak-anak yang terdampak mendapat izin tidak hadir.
Baca juga: Pendaki Asal Sukabumi Meninggal Dunia di Pos 5 Gunung Slamet
Banjir ini disebabkan oleh tingginya curah hujan yang membuat Sungai Cicatih meluap dan menenggelamkan permukiman di sepanjang bantaran. Kosasih menyebut, terdapat lebih dari 30 rumah yang berlokasi sangat dekat dengan aliran sungai dan berpotensi terdampak jika hujan deras kembali terjadi.
“Kalau air sungai meluap, segera mencari tempat yang lebih aman. Minimal menyelamatkan diri. Sewaktu-waktu mungkin air tiba-tiba meluap dari daerah hulu,” jelasnya.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nagrak, Micky, mengatakan sebanyak 34 jiwa harus dievakuasi karena rumah mereka terendam air dengan ketinggian antara 80 cm hingga 180 cm. Beberapa bangunan, termasuk bengkel motor, juga ikut terdampak.
“Saat kejadian, ketinggian air mencapai kisaran 80 sentimeter sampai 180 sentimeter. Ada puluhan rumah terendam, termasuk bengkel motor. Tidak ada korban luka maupun jiwa,” jelas Micky.
Hingga Senin siang, pembersihan rumah-rumah terdampak masih berlangsung. Pihak desa bersama relawan dan warga bergotong royong untuk membersihkan sisa-sisa lumpur yang menumpuk. Pemerintah desa juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada, mengingat hujan masih berpotensi turun meskipun secara kalender musim telah memasuki kemarau.