Pendidikan

Model-Model Literasi Informasi: Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

12
×

Model-Model Literasi Informasi: Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebarkan artikel ini
Literasi Informasi di Era Literasi Digital | Sumber : yusrintosepu.wixsite.com

SukabumihitzLiterasi informasi (litfor) merupakan keterampilan dalam dunia akademik, terutama bagi mahasiswa yang membutuhkan kemampuan untuk mengakses, dan menggunakan informasi secara efektif. Di era digital yang dipenuhi berbagai sumber informasi, individu perlu secara cermat memilah dan menilai kredibilitas setiap informasi yang diterima.

Oleh karena itu, para ahli telah mengembangkan berbagai model literasi informasi untuk membantu perpustakaan perguruan tinggi merancang program pembelajaran yang sistematis dan efektif. Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap proses pencarian, evaluasi, dan penerapan informasi dalam berbagai konteks akademik dan profesional.

Model-Model Literasi Informasi

1. Big6 Model

Mike Eisenberg dan Bob Berkowitz mengembangkan model ini, yang merupakan salah satu model paling populer dalam literasi informasi. Big6 Model menekankan enam langkah utama dalam proses pencarian dan pemanfaatan informasi. Model ini mencakup aspek-aspek berikut:

  • Mahasiswa harus memahami kebutuhan informasi sebelum mencari sumber yang relevan.
  • Identifikasi berbagai sumber informasi yang potensial, baik dari literatur akademik, jurnal, buku, maupun internet.
  • Menemukan lokasi sumber informasi yang telah diidentifikasi dan memastikan akses ke sumber tersebut.
  • Mengumpulkan, memahami, dan mencatat informasi untuk digunakan secara efektif.
  • Mengorganisir dan menyusun informasi dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan akademik atau profesional.
  • Menilai efektivitas proses pencarian informasi dan kualitas hasil akhir yang diperoleh.

2. Seven Pillars of Information Literacy

Society of College, National and University Libraries (SCONUL) di Inggris memperkenalkan model ini, yang mencakup tujuh pilar utama dalam literasi informasi. Model ini mencakup aspek-aspek berikut:

  • Mahasiswa harus menyadari kapan mereka memerlukan informasi untuk tugas akademik atau proyek penelitian.
  • Mengembangkan keterampilan dalam mencari informasi dari berbagai sumber, baik cetak maupun digital.
  • Memverifikasi keandalan, kredibilitas, dan relevansi informasi yang ditemukan.
  • Menyusun, menyimpan, dan mengorganisir informasi agar dapat digunakan kembali dengan mudah.
  • Menggunakan informasi secara tepat dalam tugas akademik, penelitian, maupun pekerjaan profesional.
  • Menganalisis informasi untuk mengembangkan wawasan dan menciptakan karya ilmiah yang berkualitas.
  • Memahami dan menerapkan etika informasi, seperti menghindari plagiarisme dan memberikan atribusi yang benar.

Baca Juga : Perpustakaan Tanpa Batas: Akses Mudah untuk Semua di Era Digital

3. SAILS (Standardized Assessment of Information Literacy Skills)

SAILS merupakan model yang menekankan pada penilaian keterampilan literasi informasi mahasiswa. Dengan standar dan indikator yang jelas, model ini memungkinkan perguruan tinggi untuk mengukur sejauh mana mahasiswa telah menguasai literasi informasi. Model ini mencakup aspek-aspek berikut:

  • Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan informasi.
  • Keterampilan dalam mencari dan mengakses informasi.
  • Keterampilan mengevaluasi kualitas dan relevansi informasi.
  • Kemampuan menggunakan dan mengelola informasi secara efektif.

4. Framework for Information Literacy for Higher Education

Association of College and Research Libraries (ACRL) mengembangkan model ini dengan menyoroti enam konsep utama dalam literasi informasi. Model ini mencakup aspek-aspek berikut:

  • Mahasiswa perlu memahami bahwa nilai dan keandalan informasi bervariasi berdasarkan konteks penggunaannya.
  • Menyadari bahwa pengembangan informasi melibatkan proses berpikir yang panjang serta memerlukan validasi akademik.
  • Memahami bahwa informasi memiliki dampak ekonomi, sosial, dan hukum yang harus diperhatikan dalam penggunaannya.
  • Mengembangkan pemahaman bahwa pencarian informasi adalah bagian dari dialog akademik yang terus berkembang.
  • Mahasiswa harus terbiasa dengan proses pencarian dan penggunaan informasi dalam penelitian akademik.
  • Menghormati hak cipta, menghindari plagiarisme, dan memahami etika dalam berbagi informasi.

Penerapan Model Literasi Informasi di Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi memainkan peran kunci dalam membantu mahasiswa memahami dan menerapkan literasi informasi melalui berbagai strategi, seperti:

  • Workshop dan Pelatihan: Mengadakan pelatihan berbasis model literasi informasi untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mencari dan mengevaluasi informasi.
  • Kurikulum Terintegrasi: Mengintegrasikan literasi informasi dalam mata kuliah agar mahasiswa lebih terbiasa dengan keterampilan pencarian dan evaluasi informasi sejak dini.
  • Tutorial Online: Menyediakan video dan modul daring sebagai sumber daya digital agar mahasiswa dapat belajar secara mandiri.
  • Konsultasi Individu: Perpustakaan menawarkan layanan konsultasi dengan pustakawan dalam proyek penelitian mahasiswa. Selain itu, mencakup bimbingan dalam mencari sumber literatur yang relevan dan kredibel.
  • Penyediaan Akses ke Sumber Daya Digital: Mendukung proses pembelajaran, untuk memastikan mahasiswa memiliki akses ke berbagai jurnal akademik, buku elektronik, dan database penelitian.

Pentingnya Keterampilan Mengelola Informasi

Dengan penerapan model-model literasi informasi, mahasiswa tidak hanya mampu menemukan informasi yang relevan tetapi juga dapat menggunakannya secara efektif dalam konteks akademik maupun profesional.

Perpustakaan perguruan tinggi harus terus berinovasi dalam mengadopsi dan menerapkan model-model literasi informasi agar mahasiswa dapat lebih siap menghadapi tantangan dalam dunia akademik. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi informasi dapat memberikan dukungan kepada mahasiswa sebagai langkah strategis untuk menciptakan lingkungan akademik yang lebih cerdas berbasis penelitian.

Baca Juga : Optimalisasi Perpustakaan: Membangun Kemandirian Belajar Mahasiswa