Berita

Perpustakaan Tanpa Batas: Akses Mudah untuk Semua di Era Digital

136
×

Perpustakaan Tanpa Batas: Akses Mudah untuk Semua di Era Digital

Sebarkan artikel ini
Perpustakaan Tanpa Batas: Akses Mudah untuk Semua di Era Digital
Perpustakaan Tanpa Batas: Akses Mudah untuk Semua di Era Digital | Doc: Istimewa

Sukabumihitz – Jakarta, Perpustakaan telah lama menjadi pusat pengetahuan dan informasi. Namun, di tengah pesatnya kemajuan teknologi, perpustakaan dihadapkan pada tantangan baru terkait inklusi dan aksesibilitas. Untuk itu, perpustakaan perlu berinovasi agar semua individu, termasuk penyandang disabilitas, dapat mengakses sumber daya yang ada tanpa hambatan di era digital.

Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri (UNM) telah mengambil langkah konkret untuk memastikan aksesibilitas bagi seluruh mahasiswa. Sofia Nurani, Kepala Perpustakaan UNM, menyatakan bahwa perpustakaan berkomitmen untuk menyediakan layanan yang ramah bagi semua pengguna, termasuk penyandang disabilitas. “Kami memastikan setiap layanan kami dapat diakses dengan mudah oleh seluruh pengguna, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik,” ungkap Sofia.

Inovasi teknologi, seperti perangkat lunak pembaca layar dan aplikasi mobile, memainkan peran penting dalam mengatasi hambatan akses. Saat ini, Perpustakaan UNM menyediakan koleksi buku digital dalam berbagai format, memungkinkan pengguna menikmati literasi tanpa terkendala batasan fisik. Teknologi ini memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas untuk mengakses materi yang tersedia.

Baca juga: UNM Sukses meraih Hibah Penelitian, Membuka peluang hingga Internasional

Selain itu, perpustakaan UNM juga merancang fasilitas fisik yang mendukung inklusivitas. Sofia menjelaskan bahwa desain ramah disabilitas, seperti ramp akses dan ruang khusus bagi pengguna kursi roda, memastikan setiap pengunjung dapat mengakses layanan perpustakaan dengan nyaman.

Perpustakaan juga melibatkan komunitas lokal untuk mendukung inklusi. Program kolaboratif dengan organisasi disabilitas meningkatkan kesadaran dan memberikan pelatihan bagi staf perpustakaan agar lebih siap melayani pengunjung dari berbagai latar belakang. “Kami berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kami dapat memenuhi kebutuhan pengunjung yang beragam,” tambah Sofia.

Melalui media sosial, perpustakaan UNM menjangkau audiens yang lebih luas dan mempromosikan program inklusif secara online. Dengan langkah ini, perpustakaan dapat mendorong partisipasi lebih besar dari masyarakat.

Sofia menegaskan bahwa perpustakaan UNM berupaya menjadi lebih dari sekadar tempat penyimpanan buku. “Kami ingin menciptakan ruang inklusif bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang atau kemampuan mereka,” tutupnya. Mewujudkan perpustakaan inklusif adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih adil dan berpengetahuan.

Baca juga: Mahasiswa UNM Dominasi Panggung Non-Akademik dengan Raih 39 Medali