Sekitar delapan tahun lalu, ia membentuk Vision Fund dengan modal 100 miliar dolar AS, mendanai perusahaan seperti Uber, Didi, dan WeWork. Sebagian investasi ini merugi, terutama karena ekspektasi berlebihan terhadap kendaraan otonom. Setelah kerugian besar di 2022, SoftBank sempat mengerem investasi, sehingga melewatkan beberapa peluang awal di AI. Meski begitu, portofolionya kini tetap kaya akan perusahaan berbasis AI, dan Son yakin strateginya masih relevan untuk jangka panjang.
Tantangan Pasar dan Persaingan AI Internasional
Pasar global tengah bergejolak akibat pandemi, inflasi, dan suku bunga tinggi, namun SoftBank memandang AI masih dalam tahap awal pertumbuhan. Perusahaan baru-baru ini membeli pabrik Foxconn di Ohio seharga 375 juta dolar AS untuk memperkuat pusat data AI bernama Stargate. Sementara itu, persaingan antara Amerika Serikat dan China di bidang AI makin sengit, dengan kejutan seperti DeepSeek asal China yang mampu mengembangkan model berpikir lebih murah daripada pesaing Amerika.
Baca Juga : Singapura Tunjukkan Masa Depan Tanggap Darurat Lewat Robot Humanoid
