PendidikanTeknologi

Tugas Presentasi Selevel Konten Kreator: Apakah Kita Sedang Belajar atau Sedang Menghibur?

46
×

Tugas Presentasi Selevel Konten Kreator: Apakah Kita Sedang Belajar atau Sedang Menghibur?

Sebarkan artikel ini
Tugas Presentasi

SukabumihitzMahasiswa zaman sekarang menyusun presentasi tugas dengan cara yang jauh lebih lengkap dan kreatif. Mereka yang sebelumnya hanya membawa slide sederhana berisi poin penting, kini membuat presentasi seperti konten kreator profesional. Mereka menambahkan video pembuka, musik latar, animasi, transisi sinematik, serta gaya penyampaian yang mirip YouTuber. Perubahan ini memunculkan pertanyaan besar tentang apakah kita benar benar sedang belajar atau hanya berusaha menghibur audiens.

Standar Presentasi Modern

Tekanan untuk tampil menarik makin kuat. Banyak mahasiswa merasa perlu membuat presentasi yang “wow” agar tidak terlihat kalah dengan kelompok lain. Mereka akhirnya belajar editing, mixing audio, storytelling dramatik, dan konsep visual kreatif. Secara positif, mereka mengasah keterampilan baru. Namun, tekanan ini dapat membuat esensi presentasi hilang karena fokus bergeser pada tampilan, bukan isi materi.

Ketika hasil akhir dinilai dari kesan visual, proses memahami materi sering terabaikan. Banyak mahasiswa sibuk mencari template, efek, dan footage. Sementara itu, waktu mempelajari teori justru berkurang. Fenomena ini menunjukkan bahwa generasi digital semakin terbiasa memprioritaskan tampilan daripada pemahaman mendalam.

Baca Juga : Biar Nggak Gugup di Depan Umum! Ini Rahasia Jago Public Speaking ala Mahasiswa

Presentasi Kreatif Mampu Melatih Soft Skill

Walaupun ada kemungkinan fokus belajar bergeser, tugas presentasi yang kreatif sebenarnya mengembangkan berbagai kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja modern, seperti komunikasi visual, kemampuan berbicara di depan umum, produksi konten, serta keterampilan teknis. Dalam lingkungan profesional, semua kemampuan tersebut sangat dihargai. Tantangan utamanya terletak pada upaya menjaga keseimbangan antara tampilan visual dan kekuatan isi materi.

Tren presentasi yang meniru gaya konten kreator sebenarnya tidak perlu dihentikan. Hal yang paling penting adalah memahami bahwa inti sebuah presentasi tetap berada pada kemampuan menyampaikan pengetahuan, bukan sekadar menunjukkan tampilan visual yang menarik. Saat mahasiswa benar benar menguasai materi, unsur kreativitas justru memperkuat penyampaian dan memberi nilai tambah, bukan mengalihkan perhatian. Jika keseimbangan ini tercapai, proses pendidikan akan bergerak menuju arah yang lebih positif.

Baca Juga : Kenapa Konten di Media Sosial Terasa ‘Ngerti Banget’ Sama Kita?