Pendidikan

Salah Jurusan, Salah Arah? Inilah Alasan Banyak Lulusan Gagal Masuk Dunia Kerja yang Tepat

26
×

Salah Jurusan, Salah Arah? Inilah Alasan Banyak Lulusan Gagal Masuk Dunia Kerja yang Tepat

Sebarkan artikel ini
jurusan
Salah Jurusan, Dunia Kerja Jadi Tantangan | Sumber : istockphoto.com

Sukabumihitz – Banyak lulusan perguruan tinggi mendapati kenyataan yang jauh berbeda dari harapan mereka saat kuliah. Mereka telah menginvestasikan waktu dan biaya untuk mempelajari satu bidang, namun justru bekerja di sektor yang tidak relevan. Kondisi ini menandakan adanya ketidaksesuaian antara sistem pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja. Dunia pendidikan belum mampu menyesuaikan diri dengan cepatnya perubahan industri.

Industri Bergerak Cepat, Kurikulum Tertinggal

Perusahaan terus memperbarui teknologi dan sistem kerja. Mereka mencari lulusan yang tak hanya memahami teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktis. Sementara itu, banyak kampus masih menjalankan kurikulum yang ketinggalan zaman. Akibatnya, lulusan tidak memiliki bekal yang cukup untuk bersaing di dunia kerja, meski telah menyelesaikan pendidikan formal.

Untuk menutup kesenjangan ini, institusi pendidikan perlu mempererat kolaborasi dengan dunia industri. Mereka harus merancang kurikulum yang fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan nyata. Mengundang praktisi sebagai pengajar tamu, mengintegrasikan proyek berbasis lapangan, serta memperluas program magang menjadi langkah penting agar mahasiswa memiliki pengalaman nyata dan siap kerja.

Baca Juga : Perkuliahan Era Digital: Mahasiswa Belajar Fleksibel Lewat Teknologi dan Kolaborasi Global

Jurusan Bukan karena Minat

Banyak mahasiswa memilih jurusan karena tekanan dari keluarga, tren sosial, atau pandangan umum tentang jurusan bergengsi. Akibatnya, mereka terjebak dalam program studi yang tidak sesuai minat dan bakat. Hal ini sering kali menurunkan semangat belajar, bahkan mendorong beberapa orang untuk berhenti kuliah atau mengubah jalur karier secara drastis setelah lulus.

Sekolah dan kampus perlu menciptakan ruang untuk eksplorasi diri sejak awal pendidikan. Mereka bisa mendampingi siswa mengenali minat, potensi, dan kekuatan pribadi. Konseling karier, asesmen psikologis, dan sesi mentoring dapat membantu siswa mengambil keputusan pendidikan dengan lebih bijak dan sesuai dengan tujuan hidup mereka.

Arah Karier Kurang Jelas Sejak Awal

Fokus sekolah dan perguruan tinggi yang terlalu menekankan capaian akademik membuat siswa kehilangan arah mengenai masa depan karier mereka. Banyak pelajar menempuh pendidikan tanpa pemahaman yang cukup tentang prospek kerja, sehingga keputusan mereka sering melenceng dari kebutuhan riil.

Sekolah dan kampus perlu menyediakan layanan bimbingan karier secara menyeluruh dan berkelanjutan. Kehadiran konsultan karier, akses ke jejaring profesional, serta pelatihan berbasis kebutuhan industri dapat membantu siswa membangun kesiapan sejak dini. Pendampingan karier sejak awal akan memberikan arah yang lebih jelas dan memperkuat kesiapan mereka menghadapi dunia profesional.

Ketidaksesuaian antara jurusan dan dunia kerja tidak hanya terjadi karena pilihan individu, tetapi juga akibat sistem pendidikan yang belum sepenuhnya adaptif terhadap dinamika industri. Dengan pembaruan kurikulum, peningkatan koneksi dengan dunia kerja, serta pendampingan karier yang konsisten, lulusan akan lebih siap membangun masa depan yang sesuai dengan potensi mereka.

Baca Juga : Wajib Tahu! Keterampilan yang Harus Dimiliki Mahasiswa Sistem Informasi