Sukabumihitz – Setiap pagi, jutaan orang membuka ponsel begitu bangun tidur. Mereka menggulir TikTok, membalas pesan WhatsApp, hingga berburu diskon di marketplace. Aktivitas itu tampak sederhana, tetapi sebenarnya menciptakan jejak data yang terus bertambah setiap detik.
Bayangkan miliaran pengguna internet di seluruh dunia melakukan hal serupa. Volume data yang muncul menyerupai gelombang besar. Di titik inilah Sains Data mengambil peran: mengubah tumpukan informasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat.
Dari “Sampah Digital” Jadi Aset Bernilai
Bagi sebagian orang, data hanya terlihat sebagai angka atau catatan tanpa makna. Namun bagi data scientist, data adalah aset bernilai yang bisa diolah menjadi informasi penting. Cloud computing membuka ruang lebih luas untuk memprosesnya.
Iklan di Instagram yang sesuai minat, laporan langkah kaki dari aplikasi kesehatan, hingga sistem rekomendasi produk di e-commerce muncul karena ada analisis data yang bekerja. Tak heran, banyak pihak menyebut “data is the new oil” dalam ekonomi digital.
UNM dan Misi Menyiapkan Generasi Data Scientist
Universitas Nusa Mandiri (UNM) melihat peluang besar itu. Sebagai Kampus Digital Bisnis, UNM membangun Program Studi Sains Data yang dirancang dekat dengan kebutuhan industri. Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga menghadapi kasus nyata.
Materi pembelajaran mencakup analisis big data, pemodelan kecerdasan buatan, serta visualisasi data berbasis cloud computing. Tujuannya sederhana yaitu membentuk lulusan yang terbiasa memecahkan masalah nyata dengan pendekatan data.
Baca juga: Deep Learning: “Otak Buatan” yang Bikin Data Science Makin Hebat!
Gen Z dan Tantangan Dunia Kerja
Gen Z lahir di era digital, tetapi sekadar mahir menggunakan gadget tidak lagi cukup. Industri membutuhkan kemampuan mengolah data untuk mengambil keputusan strategis.
- E-commerce mengandalkan prediksi tren belanja.
- Fintech membutuhkan analisis transaksi mencurigakan.
- Layanan kesehatan menuntut sistem data pasien yang cepat dan aman.
Semua sektor memerlukan talenta yang fasih berbicara dengan bahasa data.
Lulusan Sains Data sebagai Pemimpin Masa Depan
Kombinasi keterampilan teknis, pola pikir analitis, dan pemahaman bisnis menjadikan lulusan Sains Data lebih dari sekadar pekerja. Mereka bisa menjembatani teknologi dengan kebutuhan nyata di lapangan. Selain itu, berpotensi menjadi pemimpin yang mendorong transformasi digital.
Bagi Gen Z, memilih Sains Data bukan hanya pilihan jurusan, melainkan langkah strategis menuju masa depan. Siapa yang menguasai data, dialah yang akan menggerakkan perubahan di era cloud computing.
Jadi, kalau kamu lagi mikirin masa depan dan pengen skill yang relevant banget buat dunia kerja, coba pikirin Sains Data. Siapa tahu, kamu yang sekarang sibuk scroll TikTok dan belanja online, suatu hari bisa jadi orang di balik sistem cerdas yang bikin hidup digital kita semua lebih gampang.
