Pendidikan

Flipped Classroom: Inovasi Belajar di Era Digital

11
×

Flipped Classroom: Inovasi Belajar di Era Digital

Sebarkan artikel ini
belajar terbalik
Proses belajar interaktif dengan metode flipped classroom di ruang kelas modern | Sumber: unsplash.com

Sukabumihitz – Perkembangan teknologi membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan, terutama di perguruan tinggi. Kini, banyak kampus mulai menerapkan konsep kelas terbalik (flipped classroom) sebagai metode belajar yang modern dan interaktif. Pendekatan ini mendorong mahasiswa untuk aktif, mandiri, dan terlibat langsung dalam proses belajar.

Apa Itu Konsep Kelas Terbalik?

Model pembelajaran ini menempatkan mahasiswa sebagai pusat kegiatan belajar. Mahasiswa mempelajari materi terlebih dahulu di luar kelas melalui video, modul, atau bahan bacaan yang disiapkan dosen. Saat perkuliahan berlangsung, mereka memanfaatkan waktu di kelas untuk berdiskusi, memecahkan masalah, serta melakukan latihan bersama dosen dan teman-teman.

Dengan sistem ini, kegiatan belajar menjadi lebih dinamis. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan teori, tetapi datang ke kelas dengan pemahaman awal yang siap dikembangkan melalui diskusi aktif.

Baca Juga: Tanamkan Semangat Pancasila, Mahasiswa UBSI Ajak Siswa SMPN 10 Sukabumi Berpikir Ilmiah dan Beretika

Keunggulan Metode Ini

Kelas terbalik memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa maupun dosen.

  • Mahasiswa lebih mandiri. Mereka terbiasa mempelajari materi sebelum perkuliahan dimulai.

  • Waktu kelas lebih efisien. Diskusi dan latihan menggantikan metode ceramah yang pasif.

  • Partisipasi meningkat. Mahasiswa merasa lebih percaya diri untuk berbagi pendapat karena sudah memahami materi dasar.

  • Dosen lebih fokus. Dosen dapat langsung membimbing mahasiswa yang membutuhkan bantuan tambahan.

Selain itu, metode ini melatih kemampuan berpikir kritis. Mahasiswa belajar menghubungkan teori dengan praktik melalui interaksi langsung di kelas.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun efektif, metode kelas terbalik tetap menghadirkan tantangan tertentu.

  • Kedisiplinan belajar. Beberapa mahasiswa masih kesulitan menjaga rutinitas belajar mandiri di luar kelas.

  • Kesiapan dosen. Dosen harus menyiapkan materi digital seperti video dan kuis interaktif dengan cermat.

  • Akses teknologi. Mahasiswa memerlukan perangkat dan koneksi internet yang stabil untuk mengakses materi pembelajaran.

Kerja sama antara dosen dan mahasiswa berperan penting dalam menjaga kelancaran pembelajaran. Ketika keduanya berkomitmen untuk beradaptasi dengan teknologi dan metode baru, hasil belajar akan jauh lebih optimal. Kelas terbalik menghadirkan pendekatan belajar yang aktif, menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan generasi digital.

Mahasiswa belajar teori di rumah, lalu menerapkannya di kelas dengan bimbingan dosen. Metode ini membangun kemandirian, memperkuat interaksi, dan menjadikan proses belajar lebih bermakna. Oleh karena itu, kelas terbalik dapat menjadi model pembelajaran unggulan di era pendidikan digital saat ini.

Baca Juga: Generasi Multitasking: Apakah Belajar Sambil Scroll TikTok Itu Efektif?