PendidikanTeknologi

Anak Muda Lebih Cepat Menggunakan Aplikasi daripada Membaca Buku!

21
×

Anak Muda Lebih Cepat Menggunakan Aplikasi daripada Membaca Buku!

Sebarkan artikel ini
Anak Muda
Kemajuan Teknologi bagi Anak Muda| Sumber : freepik.com

Sukabumihitz – Kemajuan teknologi membuat aplikasi baru muncul setiap hari. Anak muda sangat cepat beradaptasi dengan hal ini. Hanya dalam hitungan detik mereka bisa mengunduh, memasang, dan memahami cara kerja aplikasi baru. Namun, kemampuan ini tidak selalu sejalan dengan minat membaca. Banyak yang mengaku sulit menyelesaikan satu bab buku, meskipun hanya membutuhkan waktu belasan menit.

Kebiasaan Instan dan Tantangan Fokus Generasi Digital

Aplikasi menawarkan hiburan cepat, visual, dan interaksi spontan, sementara buku menuntut proses yang lebih lambat. Ketika kebiasaan instan mendominasi, kemampuan konsentrasi menurun. Membaca terasa berat bukan karena bukunya sulit, tetapi karena otak terbiasa menerima stimulasi cepat dari layar. Banyak anak muda sebenarnya ingin membaca, tetapi sulit memulai karena kelelahan akibat distraksi digital. Notifikasi, pesan masuk, dan konten pendek membuat membaca terasa seperti aktivitas yang memerlukan usaha besar, padahal membaca tetap menjadi cara efektif untuk menambah wawasan dan melatih kemampuan berpikir.

Baca Juga : Melek Teknologi, Tapi Krisis Literasi Digital: Cermin Tantangan Mahasiswa di Era Modern

Ketergantungan pada perangkat digital membuat otak terbiasa dengan informasi yang cepat dan instan. Hal ini menyebabkan kesulitan ketika harus fokus pada tugas yang membutuhkan waktu lebih lama, termasuk membaca buku yang memerlukan konsentrasi penuh.

Keseimbangan Antara Aplikasi dan Buku

Aplikasi memudahkan orang melakukan aktivitas harian seperti belajar, bekerja, dan bersosialisasi. Buku membantu pembaca memahami materi lebih mendalam. Keduanya penting, tetapi orang perlu menyeimbangkan penggunaannya. Jika seseorang terlalu sering menggunakan aplikasi, kemampuan fokus jangka panjang akan menurun. Membaca tidak harus dimulai dengan menyelesaikan satu buku, cukup satu halaman sehari. Secara bertahap, kemampuan fokus meningkat dan membaca terasa lebih ringan. Seseorang tetap dapat memanfaatkan aplikasi selama menggunakannya secara bijak. Tantangan utama generasi digital terletak pada kemampuan mereka mengatur waktu dan perhatian, bukan pada buku atau aplikasi.

Konten aplikasi yang interaktif dan visual dapat memicu minat membaca. Misalnya, ringkasan buku dalam bentuk video pendek atau infografis mendorong pembaca agar lebih tertarik membuka buku secara langsung. Dengan memanfaatkan kedua media ini secara seimbang, orang dapat tetap menikmati kemudahan teknologi sekaligus melatih fokus dan pemahaman yang lebih mendalam. Pendekatan ini membantu generasi digital mengatur waktu dan perhatian dengan lebih efektif sehingga membaca menjadi kegiatan yang lebih menyenangkan dan bermanfaat.

Baca Juga : Figma Alat Desain Kolaboratif yang Wajib Dikuasai Generasi Digital