Sukabumihitz – Di tengah derasnya arus hiburan digital yang begitu cepat, KUA Menteng mengunggah video gerakan Tepuk Sakinah, sebuah gerakan kecil yang menghadirkan kehangatan dan nilai-nilai kebaikan. Gerakan ini viral bukan karena unsur hiburan semata, melainkan karena pesannya yang menyentuh hati. Dalam video yang tersebar di berbagai media sosial, terlihat pasangan muda, anak-anak, hingga penyuluh Kantor Urusan Agama (KUA) menepuk tangan sambil menyerukan kalimat penuh makna:
“Berpasangan… Berpasangan… Berpasangan!” (Tepuk 3x)
“Janji Kokoh… Janji Kokoh… Janji Kokoh!” (Tepuk 3x)
“Saling Cinta, Saling Hormat, Saling Jaga, Saling Ridho, Musyawarah… Untuk Sakinah! Mashlahah!”
Kehangatan, tawa, dan kebersamaan yang tergambar dari video tersebut menjadi oase di tengah gempuran konten hiburan yang sering kali hampa makna. Ia membangkitkan nostalgia akan nilai-nilai keluarga yang kini perlahan memudar — cinta, hormat, dan komitmen.
Gerakan dari KUA untuk Keluarga Indonesia
Tepuk Sakinah tidak muncul begitu saja. Ini merupakan inovasi kreatif dari Kementerian Agama (Kemenag) melalui program Bimbingan Keluarga Sakinah. Selain itu, KUA merancang program ini untuk menanamkan nilai sakinah, mawaddah, dan rahmah: tiga pilar utama dalam keluarga Islami, dengan cara yang ringan, interaktif, dan mudah diterima masyarakat luas.
Menurut sejumlah penyuluh KUA, gerakan ini digunakan dalam berbagai kegiatan, mulai dari bimbingan pra-nikah, penyuluhan keluarga muda, hingga kegiatan anak di sekolah. Tujuannya sederhana tapi mendalam: menghidupkan kembali semangat keluarga yang penuh cinta dan tanggung jawab.
Baca juga: Pajero Sport Terguling Usai Ditabrak Truk Gas LPG di Sukabumi
Mengapa Bisa Viral?
- Ritme yang mudah: pola tepukan menciptakan keseruan yang membangun keterlibatan emosional.
- Pesan yang relevan: ajakan untuk saling menjaga dan bermusyawarah terasa menenangkan bagi pasangan muda.
- Sifat inklusif: siapa pun bisa ikut, tanpa batas usia atau status sosial.
- Visual yang positif: tersenyum bersama sambil menepuk tangan memberi kesan kehangatan dan kebersamaan.
Dakwah yang Ramah dan Gembira
Tepuk Sakinah juga menjadi bukti bahwa dakwah tidak harus selalu serius dan formal. Nilai-nilai luhur dapat disampaikan dengan cara yang ceria, kreatif, dan menyentuh. Pendekatan seperti ini mampu menjangkau generasi muda, generasi yang sering dianggap jauh dari nilai spiritual dengan bahasa yang mereka pahami: kegembiraan, kebersamaan, dan ekspresi positif.
Satu Tepukan, Sejuta Makna
Dari satu tepukan sederhana, lahir gerakan yang menggugah kesadaran banyak orang. Tepuk Sakinah mengajarkan bahwa kebahagiaan rumah tangga tidak tumbuh dari kemewahan, melainkan dari niat untuk saling mencintai, menghormati, dan menjaga komitmen. Gerakan ini adalah refleksi kecil dari doa besar, agar setiap keluarga Indonesia menjadi tempat bernaung yang damai, penuh kasih, dan menjadi sumber kekuatan bagi bangsa.














