Keagamaan

Puasa Dzulhijjah: Ibadah Istimewa Menyambut Hari Raya Idul Adha

122
×

Puasa Dzulhijjah: Ibadah Istimewa Menyambut Hari Raya Idul Adha

Sebarkan artikel ini
Puasa Dzulhijjah: Ibadah Istimewa Menyambut Hari Raya Idul Adha
Puasa Dzulhijjah: Ibadah Istimewa Menyambut Hari Raya Idul Adha| Sumber: istockphoto.com

Sukabumihitz – Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan paling mulia dalam Islam. Para ulama menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan puasa sunnah pada hari-hari yang penuh berkah di bulan Dzulhijjah. Puasa Dzulhijjah menjadi kesempatan luar biasa bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah dan menghapus dosa.

Makna dan Waktu Pelaksanaan Puasa Dzulhijjah

Umat Islam melaksanakan puasa Dzulhijjah pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, dari tanggal 1 hingga 9. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam merayakan Idul adha, sehingga berpuasa dilarang karena termasuk hari raya.

Umat Islam mengenal dua hari secara khusus dalam sembilan hari tersebut:

  • Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
  • Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

Meskipun tidak ada puasa wajib di bulan ini, anjuran puasa sunnah sangat kuat berdasarkan hadits-hadits shahih.

Baca juga: Menimbang Praktik Muamalah Kontemporer Antara Larangan Gharar dan Akad Ijarah dalam Perspektif Fikih

Keutamaan Puasa Dzulhijjah

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah waktu yang sangat dicintai Allah untuk beramal shaleh. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Tidak ada hari-hari yang amal shalih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).”
(Sahih al-Bukhari: 969).

Puasa termasuk salah satu bentuk amal shaleh yang paling utama. Oleh karena itu, melaksanakan puasa dalam rentang waktu tersebut memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi.

Keutamaan Puasa Arafah

Umat Islam menyebut hari ke-9 Dzulhijjah sebagai Hari Arafah, yang juga merupakan puncak pelaksanaan wukuf bagi jamaah haji.

Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.”
(Sahih Muslim: 1162)

Hadits ini menunjukkan betapa besarnya pahala puasa Arafah — bahkan dapat menghapus dosa-dosa kecil selama dua tahun.

Manfaat Spiritual dan Sosial

Berpuasa di awal Dzulhijjah bukan hanya bentuk pengabdian kepada Allah, tetapi juga menjadi bentuk latihan kesabaran, pengendalian diri, dan kedekatan spiritual. Selain itu, ibadah ini juga menunjukkan solidaritas kepada umat Islam yang sedang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.

Puasa melatih seorang Muslim untuk menyadari kehadiran Allah dalam setiap aktivitas, memperbanyak dzikir, dan memperbaiki akhlak.

Puasa di bulan Dzulhijjah, terutama pada hari Arafah, merupakan ibadah sunnah yang sangat utama dan penuh ganjaran. Bagi umat Islam yang tidak menunaikan haji, ini adalah salah satu cara terbaik untuk turut serta merasakan kesyahduan dan keberkahan bulan Dzulhijjah. Mari manfaatkan waktu-waktu mulia ini dengan memperbanyak amal dan memperkuat keimanan.

Baca juga: Fondasi Generasi Hebat: Pentingnya Pendidikan Keagamaan Sejak Dini