Jalannya Perang Waddan
Ekspedisi ini berlangsung sekitar 15 hari. Rasulullah SAW meninggalkan Madinah dan menyerahkan kepemimpinan kota kepada Sa’d bin Ubadah.
Sesampainya di Waddan, tidak terjadi pertempuran dengan Quraisy karena mereka tidak muncul. Namun, Rasulullah SAW berhasil menjalin perjanjian damai dengan suku Bani Dhamrah, yang dipimpin oleh Makhsyi bin ‘Amr adh-Dhamri.
Isi perjanjian damai itu antara lain:
- Kedua pihak sepakat untuk tidak saling menyerang.
- Bani Dhamrah akan mendukung Rasulullah SAW bila Quraisy menyerang Madinah.
- Kaum Muslimin akan melindungi Bani Dhamrah dari segala bentuk ancaman.
Hikmah dari Perang Waddan
Meskipun tanpa pertempuran, Perang Waddan membawa banyak pelajaran penting:
- Diplomasi Rasulullah SAW
Rasulullah tidak hanya mengandalkan kekuatan militer, tetapi juga strategi diplomasi untuk memperkuat posisi umat Islam. - Awal Kekuatan Politik Islam
Dengan adanya perjanjian damai, Rasulullah berhasil memperluas pengaruh Islam di Jazirah Arab. - Pencegahan Konflik
Perjanjian damai dengan Bani Dhamrah membantu umat Islam menghindari konflik berkepanjangan pada masa awal hijrah. - Landasan Strategi Militer Islam
Perang Waddan menjadi model awal bagaimana Rasulullah SAW menyusun strategi pertahanan tanpa harus menumpahkan darah.
Perang Waddan atau Perang Abwa adalah ekspedisi militer pertama dalam sejarah Islam yang dipimpin Rasulullah SAW pada bulan Safar tahun ke-2 Hijriyah. Walaupun tidak terjadi pertempuran, ekspedisi ini berhasil menghasilkan perjanjian damai dengan suku Bani Dhamrah.
Peristiwa ini menunjukkan kecerdasan strategi Rasulullah SAW dalam membangun kekuatan politik, menjaga keamanan umat, dan memperkuat kedudukan Islam di Madinah.