Sukabumihitz – Konflik Iran dan Israel kembali menarik perhatian dunia. Dalam beberapa hari terakhir, kawasan Timur Tengah memanas setelah Iran meluncurkan rudal balistik ke wilayah Israel. Iran mengklaim serangan ini sebagai balasan atas dugaan serangan udara Israel ke fasilitas diplomatik Iran di Damaskus, Suriah.
Iran Menyerang, Iron Dome Menggagalkan Sebagian Besar Rudal
Pada Sabtu (8/6/2025), Iran menembakkan lebih dari 200 rudal ke arah Israel. Sistem pertahanan udara Iron Dome pun langsung menghalau sebagian besar proyektil tersebut. Ledakan terjadi di Tel Aviv dan Haifa, namun rudal gagal mencapai sasaran utama.
Beberapa proyektil sempat lolos dan merusak bangunan sipil. Pecahan roket melukai beberapa warga di kawasan pemukiman.
Iran menyatakan bahwa serangan ini sebagai respons terukur atas kematian sejumlah pejabat militernya dalam serangan Israel di Damaskus.
Baca juga: Akankah Qualcomm Mengambil Alih Intel?
Israel Bersiap Balas, Dunia Khawatir
Pemerintah Israel segera menggelar rapat darurat kabinet keamanan. Perdana Menteri Israel menegaskan bahwa negaranya siap menyerang jika Iran melanjutkan aksi militernya. Jet-jet tempur Israel sudah siaga di perbatasan.
PBB, Amerika Serikat, dan Uni Eropa menyerukan penahanan diri dari kedua belah pihak guna mencegah eskalasi lebih luas.

Sejumlah warga Israel terluka akibat pecahan rudal. Iran mengaku berhasil menangkis potensi serangan balasan, meski informasi ini masih belum dapat diverifikasi secara independen.
Pengamat Peringatkan Potensi Perang Besar
Sarah Jenkins, pengamat Timur Tengah dari The Guardian, menyebut situasi ini sebagai yang paling genting sejak bentrokan besar Israel-Iran tahun 2020.
“Jika tak ada diplomasi cepat, konflik terbuka bisa meletus,” tegasnya.
Para analis meyakini, tanpa upaya damai, konflik ini berisiko meluas menjadi perang kawasan bahkan global, terutama dengan bayang-bayang senjata nuklir di belakangnya.