Sukabumihitz.com – Baru-baru ini kualitas udara di kota Sukabumi memasuki zona oranye, dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif berdasarkan Air Quality Index (AQI) dengan nilai 130, pada Kamis (31/8) pukul 19.00 WIB. Hal ini menekankan pentingnya mengambil langkah-langkah untuk menjaga kualitas udara yang baik dan melindungi kesehatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, drg. Wita Darmawanti, mengungkapkan bahwa ketika tingkat polusi udara tinggi masyarakat harus waspada pada beberapa penyakit. Penyakit tersebut termasuk DBD, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dan diare.
“Penyakit-penyakit terkait udara yang perlu diwaspadai saat ini adalah ISPA, diare, dan DBD”, ujar Wita.
Ia juga mengungkapkan bahwa kasus ISPA di Kota Sukabumi masih tinggi, dengan total 35.045 kasus sejak Januari-Juli 2023. Kasus ISPA tersebut didominasi oleh anak-anak. Faktor cuaca yang berubah secara tiba-tiba dari panas menjadi dingin selama musim kemarau dapat menyebabkan penurunan imunitas tubuh dan membuat masyarakat lebih rentan terhadap penyakit.
Penyebab tingginya kasus ISPA yaitu oleh debu yang berterbangan selama musim kemarau. Gejala umum penderita ISPA adalah batuk, sakit tenggorokan, dan pegal-pegal. Jika mengalami gejala tersebut, segera untuk berkonsultasi dengan puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis.
Selain ISPA, kasus DBD dan diare juga cukup banyak. Terdapat 159 kasus DBD, dengan satu kematian, serta 2.214 kasus diare pada periode Januari-Juli 2023, dengan total 5.757 orang yang mengalami diare.
Dalam menghadapi situasi ini, pihak Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mengimbau warga untuk tetap menjaga protokol kesehatan, seperti menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Wita menekankan pentingnya menjaga perilaku hidup bersih dan sehat sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit ini. Selain itu, jangan lupa istirahat yang cukup dan berolahraga secara teratur.