Sukabumihitz – Mahasiswa sering menjalani jadwal yang sangat padat. Mereka harus mengerjakan tugas yang menumpuk, aktif di organisasi, mengikuti magang, hingga menjalani pekerjaan sampingan secara bersamaan. Banyak di antara mereka akhirnya kewalahan karena tidak mampu mengatur waktu dengan baik. Kesulitan ini menimbulkan dampak serius, mulai dari turunnya prestasi akademik, stres, hingga hilangnya motivasi belajar. Tantangan manajemen waktu bukan sekadar persoalan teknis, melainkan keterampilan dasar yang menentukan keberhasilan mahasiswa selama kuliah dan setelah lulus.
Antara Akademik dan Aktivitas Nonakademik
Mahasiswa sering dihadapkan pada dilema ketika harus memilih prioritas. Sebagian memilih fokus pada akademik, tetapi akhirnya kehilangan kesempatan mengembangkan diri di organisasi atau kegiatan sosial. Sebaliknya, ada pula yang terlalu sibuk di luar kelas sehingga tugas kuliah terbengkalai. Situasi ini memperlihatkan betapa lemahnya manajemen waktu di kalangan mahasiswa.
Kegagalan menyeimbangkan aktivitas juga membawa dampak jangka panjang. Mahasiswa yang hanya terpaku pada nilai akademik cenderung minim pengalaman praktis saat terjun ke dunia kerja. Sebaliknya, mahasiswa yang tenggelam dalam kesibukan organisasi berisiko tertinggal dalam pemahaman materi kuliah. Kedua kondisi ini sama-sama merugikan karena keduanya seharusnya saling melengkapi.
Baca Juga : Wajib Tahu! Ini 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Mahasiswa
Selain itu, pola hidup yang tidak teratur akibat manajemen waktu yang buruk sering menimbulkan masalah kesehatan. Begadang demi mengejar tenggat tugas, kurang tidur karena rapat organisasi, atau melewatkan makan karena jadwal yang padat, semuanya menurunkan daya tahan tubuh. Akibatnya, mahasiswa kehilangan energi untuk menjalani rutinitas dengan optimal.
Membangun Kedisiplinan Waktu
Untuk mengatasi persoalan ini, mahasiswa perlu melatih kedisiplinan dalam mengatur aktivitas sehari-hari. Membuat jadwal prioritas menjadi langkah awal yang penting. Mahasiswa bisa menuliskan target harian atau mingguan agar tidak terjebak dalam kesibukan yang tidak produktif. Memanfaatkan teknologi, seperti kalender digital atau aplikasi pengingat, juga dapat membantu mereka lebih teratur.
Selain mengatur jadwal, mahasiswa perlu berani mengatakan “tidak” pada aktivitas yang tidak mendukung tujuan utama mereka. Sikap selektif ini penting agar energi tidak terkuras untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Mahasiswa juga perlu memberi ruang istirahat yang cukup, karena produktivitas tidak bisa dibangun dari tubuh yang kelelahan.
Menyelesaikan tugas tepat waktu saja tidak cukup, mahasiswa juga perlu menjaga keseimbangan hidup. Ketika mampu membagi waktu dengan bijak, mereka akan lebih siap menghadapi tekanan dunia kerja yang jauh lebih kompleks. Dengan disiplin dan konsistensi, masa kuliah bisa menjadi ajang belajar yang menyeluruh, mulai dari meraih prestasi akademik, aktif berorganisasi, menjaga kesehatan fisik, hingga mengembangkan diri secara pribadi.
Baca Juga : Work Life Balance 2.0 Menjadi Kunci Sukses di Era Hybrid














