Sukabumihitz – Seminar Artificial Intelligence bertema “Smart Machines, Wise Humans: Menjaga Moralitas di Era Kecerdasan Buatan” menghadirkan pengalaman baru bagi para peserta yang memenuhi Aula Universitas BSI Kampus Sukabumi sore itu. Acara yang diselenggarakan Fakultas Teknik dan Informatika Kampus Kota Sukabumi berlangsung pada Jumat (5/11). Kegiatan ini membuka banyak wawasan baru tentang bagaimana manusia harus bersikap di tengah laju pesat teknologi AI.
Sejak awal sesi, para peserta sudah merasakan antusiasme tinggi, terutama saat Dr. Karlisa Priadana, S.T., M.Eng. memaparkan tantangan moral dalam pengembangan AI. Dari sudut pandang peserta, materi tersebut terasa sangat relevan dengan perkembangan teknologi hari ini. Banyak yang mengaku baru memahami bahwa kecerdasan buatan bukan sekadar soal algoritma, tetapi juga menyangkut nilai-nilai kemanusiaan yang wajib dijaga.
“Seminar AI ini benar-benar membuka wawasan saya tentang perkembangan kecerdasan buatan. Penyampaian materi sangat terstruktur, jelas, dan disertai contoh yang relevan sehingga mudah dipahami. Kegiatan ini membuat saya lebih siap menggunakan dan mengimplementasikan AI secara bijak dan beretika,” ujar Aulia Akhira, salah satu peserta usai sesi materi.
Baca juga: Buktikan Kualitas, Prodi Sistem Informasi Akuntansi UBSI Sukabumi Kini Berstatus Unggul!
Kesan serupa muncul saat Rizal Amegia Saputra menyampaikan materi terkait implementasi AI dalam dunia kerja dan pengambilan keputusan. Rizal menekankan peran manusia sebagai pengendali utama teknologi, bukan sebaliknya. Banyak peserta menilai bahwa pemaparannya berhasil menegaskan peran penting literasi digital dan literasi etis bagi generasi muda.
Moderator acara, Lis Saumi Ramdhani, mengarahkan diskusi dengan suasana hangat sehingga para peserta tidak ragu dan sangat antusias mengajukan pertanyaan. Mereka aktif menyoroti isu seperti keamanan data dan bias algoritmik. Selain itu, narasumber juga menyoroti batasan yang perlu manusia sepakati saat memanfaatkan AI dalam kehidupan sehari-hari. Sesi ini menjadi momen paling menarik karena membuka ruang dialog yang jujur dan kritis.
Selain memperoleh banyak wawasan baru, peserta juga mengapresiasi cara seminar ini menggabungkan pemahaman teknis dengan refleksi moral. Mereka merasa kegiatan tersebut bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga mendorong mereka berpikir lebih jauh tentang tanggung jawab generasi muda sebagai pengguna maupun calon pengembang AI.
Teknologi mungkin terus berkembang dengan kecepatan tinggi, namun kebijaksanaan manusia tetap menjadi fondasi utama. Seminar ini memberi gambaran lebih jelas mengenai peran AI dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menegaskan pentingnya nilai moral agar teknologi membawa manfaat bagi semua pihak.
