Sukabumihitz – Yayasan Pribumi untuk Negeri kembali menyelenggarakan Program Beasiswa Mentorship Pribumi, kali ini memasuki pertemuan ke-4 dengan tema menarik, “Keadilan antar Lintas Wilayah”, dan fokus utama pada “Urgensi Pemekaran Kabupaten Sukabumi, Dimanakah Peran dan Posisi Pemuda?”.
Kegiatan berlangsung secara daring melalui Zoom pada Senin (27/10) dan menghadirkan dua sosok pemuda inspiratif dari dua wilayah berbeda. Dari Sukabumi Utara, hadirkan Vicran Patinailaya Namadullah, Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi 2025–2026, sedangkan dari Sukabumi Selatan, hadirkan Reza Malik Sofa, Ketua BEM Mahasiswa STKIP Bina Mutiara Sukabumi Kampus Surade 2025. Keduanya menjadi narasumber utama dalam diskusi kali ini.
Baca juga: Peran Pemuda dan Kolaborasi: Sorotan Materi Ketiga Mentorship Pribumi
Acara ini dipandu oleh Renata Wulandari (Pribumi Batch 1) sebagai MC dan Muhamad Ajmi (Pribumi Batch 1) sebagai moderator. Keduanya memastikan jalannya diskusi tetap interaktif, komunikatif, dan memberikan ruang bagi peserta untuk menyampaikan pandangan mereka.
Pemuda sebagai Agen Refleksi dan Perubahan
Materi kali ini mendorong pemuda, khususnya di Kabupaten Sukabumi, untuk lebih memahami kondisi daerahnya dengan menyoroti urgensi pemekaran wilayah. Dua narasumber memberikan dua perspektif berbeda, dari sisi utara dan selatan Sukabumi yang sama-sama menyoroti pentingnya integritas dalam gerakan pemuda.
Diskusi ini juga mengajak pemuda untuk berani bernegosiasi dengan pemerintah demi kepentingan bersama masyarakat Kabupaten Sukabumi. Seperti yang disampaikan Vicran:

“Menyuarakan sering kita lakukan, niscaya keadilan, kebermanfaatan dan hal yang sering kita dambakan akan segera datang dimasa mendatang. Maka Sadar, Bangun dan lawan. Dengan kesadaran yang penuh kita akan bisa beranjak bangun untuk bisa sadar melawan hal-hal yang menjadi halangan untuk kita merdeka secara seutuhnya dan mencapai kemerdekaan sejati.”
Ketimpangan Pembangunan Jadi Sorotan
Diskusi ini turut membahas potensi besar Kabupaten Sukabumi, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Namun, para peserta juga menyoroti ketimpangan pembangunan antara Sukabumi bagian utara dan selatan.
Akses jalan di wilayah selatan masih kurang memadai, begitu pula dengan sarana pendidikan yang terbatas. Para narasumber menilai, pembahasan mengenai isu kedaerahan masih dianggap tabu di kalangan pemuda, padahal diskusi semacam ini penting untuk memahami masalah nyata yang dihadapi masyarakat.
Reza menyampaikan topik mengenai urgensi pemekaran Kabupaten Sukabumi menjadi sarana bagi pemuda untuk berpikir kritis, bertindak, dan berkontribusi bagi kemajuan daerah.

“Pemuda–pemudi Kabupaten Sukabumi semoga pemekaran ini sama sama kita gaungkan keadilan untuk wilayah nya masing-masing karena pemekaran ini bukan soal misah tapi soal memajukan, bukan juga soal ego wilayah, tapi soal keadilan pelayanan dan tugas kita sebagai pemuda adalah memastikan bahwa setiap keputusan politik berpihak pada rakyat.”
Pesan Penutup: Tantangan untuk Pemerintah Daerah
Menutup diskusi, Fikri Padilah, selaku Founder Pribumi, memberikan pesan reflektif yang menggugah semangat.
“Setelah hadirnya Forum ini kita semakin kepo dan ingin mencari tau bagaimana kedepannya, sanggup atau tidak, berani atau tidak pemerintah daerah mengambil peran, bersikap dengan tegas kepada pemerintah pusat tentang urgensi dan akan pentingnya pemekaran kabupaten sukabumi.”
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pemuda memiliki peran penting dalam menyalakan kembali semangat keadilan dan pemerataan pembangunan, terutama di wilayah Sukabumi yang kaya potensi.














