BeritaPendidikan

Generasi Strawberry Dinilai Tak Siap Hadapi Dunia Bisnis Digital

152
×

Generasi Strawberry Dinilai Tak Siap Hadapi Dunia Bisnis Digital

Sebarkan artikel ini
Generasi strawberry
Generasi strawberry Tak Siap Hadapi Dunia Bisnis Digital | Doc: Istimewa

Sukabumihitz – Jakarta, Meskipun seminar Hukum Bisnis di UBSI Cengkareng sudah usai beberapa hari lalu, satu kalimat masih membekas kuat di benak peserta: “Jangan jadi generasi strawberry.” Sebuah ungkapan sederhana dari Dr. Ani Wijayanti, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), yang berhasil mengetuk kesadaran para mahasiswa saat menyampaikan pidato kunci pada Rabu, 28 Mei lalu.

Acara bertema “Legal Smart, Business Strong: Kunci Sukses Bisnis di Era Digital” itu tidak hanya menyuguhkan pembahasan akademik, tapi juga menjadi wake-up call bagi generasi muda yang bercita-cita menjadi pengusaha digital. Dalam paparannya, Dr. Ani mengingatkan pentingnya sikap tangguh dan pemahaman hukum yang kuat bagi siapa saja yang ingin terjun di dunia usaha saat ini.

Baca juga: Cyber University Terima Buku Saku 1000 Startup Digital dari Gipsy Research, Perkuat Literasi Kewirausahaan Mahasiswa

Generasi strawberry menggambarkan anak muda yang tampak bagus di luar, tapi gampang rapuh saat menghadapi tekanan atau masalah. Mudah tersinggung saat diberi kritik, buru-buru mundur saat diminta tanggung jawab, dan sering menjadikan self healing sebagai alasan untuk menghindar dari tantangan.

“Di zaman sekarang, semua orang bisa jualan lewat internet. Tapi tidak semua sadar akan batasan hukum yang berlaku,” ujar Dr. Ani. Ia menekankan pentingnya pelaku usaha digital memahami hukum agar bisnis berkembang aman, termasuk soal ITE, hak cipta, dan izin.

Ia mendorong peserta berpikir strategis dan bermental kuat agar mampu bertahan menghadapi tantangan zaman yang terus berubah. Literasi hukum, lanjutnya, bukan lagi nilai tambah, melainkan fondasi utama agar bisnis dapat bertumbuh secara sehat dan berkelanjutan.

“Peluang usaha memang terbuka luas. Tapi tanpa kesiapan yang matang, justru bisa jadi bumerang,” tegasnya. Pesannya ini bukan sekadar nasihat, tapi seruan agar mahasiswa tidak gampang menyerah sebelum benar-benar berjuang di dunia nyata.

Realitas bisnis saat ini sangat dinamis. Teknologi terus berkembang, sementara regulasi kerap tertinggal. Dalam situasi itu, pemahaman hukum penting agar bisnis tak gagal, apalagi jika niatnya hanya ikut tren atau gaya.

“Bukan hanya produknya yang harus kuat, tapi juga pola pikir dan integritasnya. Jangan cuma tampil cerdas di depan kamera, tapi juga siap bertarung dalam jangka panjang,” pungkas Dr. Ani.

Kesuksesan bisnis bukan soal siapa yang mulai duluan, tapi siapa yang bisa bertahan dan terus beradaptasi dengan perubahan. Agar bisa bertahan, generasi muda tak cukup bermodal mimpi dan uang—mereka juga perlu memahami hukum secara menyeluruh.

Baca juga: Cyber University Tingkatkan Kompetensi Dosen Lewat Pelatihan Duta Digital