Berita

10 Pegawai RSUD R Syamsudin SH Sukabumi Terjerat Kasus Penyalahgunaan Napza, 4 ASN Dibebastugaskan

64
×

10 Pegawai RSUD R Syamsudin SH Sukabumi Terjerat Kasus Penyalahgunaan Napza, 4 ASN Dibebastugaskan

Sebarkan artikel ini
Kasus penyalahgunaan napza RSUD R Syamsudin SH Sukabumi | Dok: Istimewa

Sukabumihitz – Manajemen UOBK RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Jawa Barat, mengungkap kasus penyalahgunaan Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif (Napza) yang melibatkan sepuluh pegawai rumah sakit. Dari jumlah itu, empat orang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), lima tenaga kontrak BLUD, dan satu pegawai outsourcing.

Mengutip dari Sukabumiupdate, Plt Direktur RSUD R Syamsudin SH, Yanyan Rusyandi, menegaskan bahwa pihaknya sudah membebastugaskan seluruh pegawai yang terlibat. Ia menyebut kasus ini terungkap setelah rumah sakit melakukan screening rutin tahunan pada Juli 2025.

“Screening ini kami laksanakan setiap tahun. Dari hasil pemeriksaan terbaru, kami menemukan sepuluh karyawan positif menyalahgunakan napza,” ujar Yanyan, Jumat (15/8/2025).

Yanyan menjelaskan bahwa pihak rumah sakit segera menindaklanjuti kasus tersebut. Ia sudah mengeluarkan surat keputusan direktur untuk membebastugaskan ASN yang terlibat, lalu melaporkannya kepada Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK), yakni Wali Kota Sukabumi.

“ASN kami proses sesuai aturan disiplin. Sedangkan pegawai BLUD dan outsourcing langsung kami berhentikan dari pekerjaannya,” tegasnya.

Baca juga: Judol Pusing, 5 Penjudi Online Diciduk Polisi setelah “Kuras” Bandar Rp50 Juta

Meski rumah sakit sudah menjatuhkan sanksi administratif, Yanyan menekankan bahwa ranah pidana menjadi kewenangan aparat penegak hukum. Ia menyebut pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) serta Inspektorat Kota Sukabumi.

“Setelah pemeriksaan selesai, kami akan menentukan langkah berikutnya, termasuk kemungkinan melaporkan kasus ini ke kepolisian,” kata Yanyan.

Selain itu, Yanyan mengungkap dugaan penyalahgunaan obat napza dari persediaan rumah sakit. Meski pihaknya sudah menerapkan sistem pengawasan ketat dengan penyimpanan berstandar khusus dan penguncian ganda, ia tetap menemukan selisih stok.

“Kami selalu mengontrol stok obat secara rutin, mulai dari sistem hingga distribusi. Namun masih ada pegawai yang menyalahgunakannya. Setiap perbedaan stok langsung kami crosscheck agar jelas penyebabnya,” pungkasnya.

Baca juga: APBD 2025 Sukabumi Direvisi, DPRD dan Pemkab Sepakat Lakukan Penyesuaian Besar