Sukabumihitz – Nabi Muhammad SAW lahir pada bulan Rabi’ul Awwal, bulan penuh berkah dalam sejarah Islam. Umat Islam di berbagai belahan dunia memperingati kelahiran beliau melalui majelis ilmu, pembacaan shalawat, serta kegiatan sosial. Perayaan tersebut dikenal dengan sebutan Maulid Nabi. Namun, banyak orang masih merasa bingung tentang istilah maulid dan maulud. Kedua istilah terdengar mirip, tetapi memiliki makna berbeda jika ditinjau dari sisi bahasa.
Baca juga: Makna Besar Rabi’ul Awwal: Bulan Penuh Hikmah dan Cinta Rasulullah SAW
Perbedaan Maulid dan Maulud
Secara etimologi, kata maulid berasal dari bahasa Arab maulidun (مولد) yang berarti “waktu atau tempat kelahiran”. Jadi, ketika seseorang menyebut Maulid Nabi, maksudnya merujuk pada momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan kata maulud (مولود) berarti “yang lahir” atau “orang yang lahir”. Dalam konteks ini, maulud menunjuk langsung kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang lahir pada bulan Rabi’ul Awwal.
Karena itu, penggunaan yang paling tepat adalah Maulid Nabi Muhammad SAW, sebab yang diperingati bukan sosok yang lahir, melainkan peristiwa kelahiran beliau.
Allah berfirman:
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Ayat tersebut menegaskan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan anugerah besar yang membawa cahaya petunjuk bagi umat manusia.
Makna Maulid Bagi Umat Islam
Peringatan Maulid Nabi tidak hanya berbentuk seremonial. Momentum ini mengajak umat Islam untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah. Nabi Muhammad SAW memberikan contoh terbaik dalam kejujuran, kesabaran, kasih sayang, serta keteguhan dalam dakwah. Allah menegaskan dalam firman-Nya:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…” (QS. Al-Ahzab: 21)
Dengan memahami perbedaan maulid dan maulud, umat Islam dapat berbahasa dengan lebih tepat sekaligus semakin menyadari keagungan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi semesta alam.
Bulan Rabi’ul Awwal menjadi momentum istimewa untuk mengenang kelahiran Rasulullah. Melalui peringatan Maulid Nabi, umat Islam memperkuat cinta kepada beliau, meneladani akhlaknya, dan menghidupkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Wallahu a’lam bishawab.