Film

Film Animasi Merah Putih One For All Banjir Kritik Visual, Mampukah Memikat Penonton?

61
×

Film Animasi Merah Putih One For All Banjir Kritik Visual, Mampukah Memikat Penonton?

Sebarkan artikel ini
Merah Putih One For All
Film animasi "Merah Putih: One For All" siap tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 14 Agustus 2025 | Sumber: instagram @merahputihoneforall

Sukabumihitz – Menjelang perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia, layar lebar Tanah Air akan menghadirkan karya film animasi dengan tema persatuan berjudul “Merah Putih: One For All“. Film ini siap tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 14 Agustus 2025. Film ini mengajak penonton mengikuti petualangan seru delapan anak dari Sabang hingga Merauke. Mereka bersatu demi mengembalikan bendera pusaka tepat sebelum upacara kemerdekaan.

Sebelum tayang serentak, tim produksi menggelar Gala Premier pada Jumat (08/08) di Cinema Hall Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan. Acara ini menjadi ajang perkenalan bagi para pemeran, kreator, dan kru di balik layar yang telah bekerja menghadirkan cerita ini ke layar lebar.

Kisah Heroik Anak Bangsa

Cerita Merah Putih: One For All berfokus pada delapan anak berhati besar dari beragam latar budaya: Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa. Mereka tergabung dalam “Tim Merah Putih” yang menghadapi misi penting: mencari kembali bendera pusaka yang menghilang tiga hari sebelum upacara 17 Agustus.

Baca juga: Film “Panggil Aku Ayah” Siap Bikin Nangis dan Tertawa, Drama Keluarga yang Dekat di Hati

Petualangan mereka menembus hutan, menyusuri sungai, dan melewati badai. Perbedaan karakter dan budaya tak memisahkan mereka, justru menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan mulia: mengibarkan kembali bendera pusaka di hari kemerdekaan.

Tim Kreatif di Balik Layar

  • Sutradara & Penulis Naskah: Endiarto dan Bintang Takari.
  • Produser: Toto Soegriwo serta Sonny Pudjisasono sebagai Produser Eksekutif.
  • Produksi: Studio Perfiki Kreasindo, di bawah Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.

Bintang Takari dan Toto Soegriwo turut terlibat sebagai animator.

Kritik Kualitas Visual

Meski mengusung pesan mulia tentang persatuan, film ini memancing beragam reaksi di media sosial. Sejumlah warganet menilai kualitas animasinya setara dengan tugas sekolah, bahkan muncul sindiran seperti, “Selesai enggak selesai, dikumpulkan.”

Banyak penonton membandingkannya dengan film Jumbo, yang dinilai lebih unggul dalam kualitas visual dan eksekusi. Kritik ini menunjukkan bahwa penonton Indonesia semakin kritis terhadap karya lokal, khususnya di era digital yang menuntut kualitas produksi tinggi.

Harapan untuk Industri Animasi Tanah Air

Kritik yang mengalir seharusnya menjadi masukan berharga, bukan sekadar penilaian negatif. Industri animasi Indonesia perlu terus berkembang, menghadirkan karya yang tidak hanya menyampaikan pesan kuat, tetapi juga memiliki standar visual tinggi yang memanjakan mata penonton.

Film Merah Putih: One For All menjadi pengingat bahwa nasionalisme akan lebih terasa jika disampaikan melalui kemasan yang berkualitas. Harapannya, karya ini memicu diskusi yang membangun demi kemajuan animasi lokal, sekaligus mendorong para kreator untuk lebih serius menggarap detail teknis dan artistik.

Bagi sobat kerja sama yang ingin merayakan kemerdekaan dengan cara berbeda, film ini bisa menjadi pilihan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga sambil mendukung industri kreatif dalam negeri.

Baca juga: Sukabumi Jadi Lokasi Syuting Film “Panggil Aku Ayah”, Hadirkan Nuansa Autentik Era 90-an