FilmHiburan

Law and the City: Ambisi dan Tantangan Profesional Generasi Muda

17
×

Law and the City: Ambisi dan Tantangan Profesional Generasi Muda

Sebarkan artikel ini
Law and the City Ambisi dan Tantangan Profesional Generasi Muda | Sumber: https://www.pinterest.com/
Law and the City Ambisi dan Tantangan Profesional Generasi Muda | Sumber: https://www.pinterest.com

Sukabumihitz – Drama Korea terbaru Law and the City (2025) bukan sekadar kisah hukum biasa. Ini adalah potret realita anak muda ambisius yang berjuang di dunia profesional, khususnya dunia hukum, dengan segala intrik, etika kerja, tekanan sosial, dan konflik pribadi yang sangat dekat dengan kehidupan mahasiswa hari ini. Ditopang oleh jajaran aktor dan aktris ternama seperti Lee Jong-suk, Moon Ga-young, dan Ryu Hye-young, serial ini menjadi sajian yang tidak hanya menghibur, tetapi juga membuka ruang refleksi bagi para penonton muda.

Realita Firma Hukum dan Dinamika Idealisme vs Karier

Cerita Law and the City berpusat pada kehidupan para pengacara dari firma hukum besar di kota metropolitan. Di tengah tekanan dan persaingan, para tokoh menghadapi dilema antara mempertahankan idealisme atau mengikuti sistem demi bertahan.

Ahn Joo-hyung (Lee Jong-suk) adalah seorang pengacara senior dengan karier stabil selama 9 tahun di Kyungmin Law Firm. Ia mewakili karakter logis dan realistis, yang awalnya teguh namun mulai goyah ketika menghadapi ujian terhadap prinsip moralnya. Di sisi lain, Kang Hee-ji (Moon Ga-young), pengacara junior yang masih percaya bahwa satu tindakan baik dapat berdampak besar, hadir sebagai kontras yang menyeimbangkan narasi.

Konflik antara dua generasi pengacara ini menjadi gambaran nyata tentang bagaimana dunia kerja kadang memaksa seseorang menurunkan nilai-nilai ideal demi bertahan hidup. Bagi mahasiswa yang sedang bersiap masuk dunia profesional, ini menjadi pengingat bahwa dilema etika akan menjadi ujian sesungguhnya setelah lulus.

Baca juga: Saat Hidup Terasa Berat, Drakor Ini Bisa Jadi Obatnya

Karakter yang Beragam, Cermin Kehidupan Mahasiswa Masa Kini

Salah satu kekuatan utama dari Law and the City adalah pendekatannya yang humanis terhadap karakter. Mereka muncul bukan sebagai sosok sempurna, melainkan sebagai individu kompleks yang sedang tumbuh, berproses, dan sering kali ragu.

Bae Moon-jung (Ryu Hye-young) adalah pengacara senior yang tangguh, kompetitif, namun tetap punya empati untuk juniornya. Ia mewakili figur “kakak tingkat” dalam dunia kerja yang kadang keras, tapi juga peduli. Lalu ada Jo Chang-won (Kang You-seok), pengacara muda komunikatif yang menjadi penyegar suasana, serta Ha Sang-gi (Im Seong-jae), si humoris yang sering melontarkan anekdot tentang makanan di tengah tekanan kerja.

Relasi antar tokoh ini memperlihatkan dinamika khas dunia profesional: kolaborasi, persaingan, dukungan, dan pertentangan. Ini semua sangat relevan dengan kehidupan organisasi kampus, magang, atau dunia kerja pertama mahasiswa.

Pemeran Pendukung yang Tak Kalah Mengesankan

Selain pemeran utama, aktor-aktris pendukung juga memberikan dimensi baru pada cerita. Yum Hye-ran tampil sebagai Kim Hyung-min, pemilik gedung firma hukum yang juga menjadi figur dominan dalam pergerakan kekuasaan antar firma. Kehadirannya membawa lapisan konflik struktural yang menunjukkan bagaimana kekuasaan bisa memengaruhi arah karier seseorang.

Yoon Kyun-sang yang memerankan Kim Ji-seok, teman lama Ahn Joo-hyung dan pasangan dari Bae Moon-jung, menghadirkan nuansa lebih personal. Ia mengisi ruang cerita yang memperlihatkan kehidupan di luar pekerjaan, sebuah keseimbangan yang sering kali diabaikan oleh generasi ambisius.

Drama Ini Bukan Hanya Hiburan, Tapi Bahan Belajar

Law and the City memberi banyak pelajaran hidup bagi mahasiswa, terutama mereka yang sedang meniti idealisme, membangun karier, dan belajar mengelola tekanan. Drama ini mendorong penonton untuk memahami bahwa sukses bukan hanya soal pencapaian cepat, tetapi juga tentang keberanian menjaga kejujuran, konsistensi, dan kesehatan mental.

Drama ini juga membicarakan isu-isu gender, seperti ekspektasi terhadap perempuan untuk tampil “anggun namun tidak terlalu ambisius”, atau peran ganda antara menjadi profesional dan memenuhi tuntutan sosial. Ini membuka ruang refleksi kritis bagi mahasiswa perempuan tentang bagaimana menghadapi standar ganda tersebut di dunia nyata.

Law and the City belum sampai pada akhir ceritanya, namun sudah berhasil membuka banyak pintu refleksi tentang pilihan hidup, karier, dan nilai-nilai yang penting diperjuangkan. Bagi mahasiswa, drama ini bukan sekadar hiburan, tapi juga cermin dan pelajaran untuk menghadapi realita dunia profesional yang kompleks. Serial ini mengingatkan kita bahwa perjalanan membangun karier dan integritas adalah proses panjang yang butuh keberanian dan keteguhan hati.

Baca juga: “S Line” Serial Thriller Fantasi Korea yang Menguak Rahasia Garis Merah