Sukabumihitz – Ibadah kurban merupakan salah satu ibadah agung yang Allah syariatkan dalam Islam, khususnya pada Hari Raya Iduladha dan hari-hari Tasyrik. Lebih dari sekadar menyembelih hewan, kurban adalah simbol ketaatan, pengorbanan, dan kepedulian sosial yang mendalam. Setiap tahunnya, jutaan umat Muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah kurban sebagai bentuk meneladani Nabi Ibrahim AS dan membuktikan ketundukan mereka kepada Allah SWT.
Asal-Usul Ibadah Kurban
Ibadah kurban merujuk pada peristiwa bersejarah ketika Nabi Ibrahim AS menerima perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Dalam ujian keimanan tersebut, Nabi Ibrahim dan putranya menunjukkan kepasrahan total kepada Allah.
Allah SWT berfirman:
“Maka ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya (untuk melaksanakan perintah Allah), Kami panggil dia: ‘Wahai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu.’ Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ash-Shaffat: 103–105)
Sebagai bentuk pengganti, Allah mengutus seekor hewan untuk disembelih, yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan ibadah kurban bagi umat Islam.
Waktu Pelaksanaan Kurban
Ibadah kurban dilakukan mulai tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Raya Iduladha) hingga tanggal 13 Dzulhijjah, atau dikenal sebagai hari-hari Tasyrik. Penyembelihan hewan kurban harus dilakukan setelah salat Iduladha dan tidak sah jika dilakukan sebelumnya.
Jenis Hewan Kurban dan Syaratnya
- Kambing atau domba (minimal umur 1 tahun untuk kambing, 6 bulan untuk domba)
- Sapi (minimal 2 tahun)
- Unta (minimal 5 tahun)
Setiap hewan kurban harus sehat, tidak cacat, dan cukup umur. Satu ekor kambing/domba untuk satu orang, sedangkan sapi dan unta bisa untuk tujuh orang yang berkurban secara bersama-sama.
Baca juga: 10 Hari Pertama Dzulhijjah Berdasarkan Al-Qur’an
Keutamaan Ibadah Kurban
Ibadah kurban memiliki banyak keutamaan, baik dari sisi spiritual maupun sosial. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan oleh anak Adam pada hari Nahr (Iduladha) yang lebih dicintai oleh Allah daripada menyembelih hewan kurban…” (Sahih At-Tirmidzi: 1493)
Di sisi lain, setiap tetes darah dari hewan kurban akan menjadi saksi ketaatan seorang Muslim di hadapan Allah SWT. Kurban juga menjadi bentuk ekspresi syukur atas nikmat rezeki yang Allah karuniakan.
Makna Sosial Ibadah Kurban
Selain nilai ibadah, kurban memiliki dimensi sosial yang sangat kuat. Umat Islam membagikan daging kurban kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat. Hal ini menciptakan suasana kebersamaan, solidaritas, serta mempererat hubungan antar sesama.
Di berbagai daerah, kurban menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan, terutama bagi mereka yang jarang menikmati daging. Kurban membantu mengurangi kesenjangan sosial dan membangun empati yang lebih luas.
Hikmah Spiritual dan Moral
1. Menumbuhkan keikhlasan
Kurban melatih umat Islam untuk memberi dengan tulus semata-mata karena Allah.
2. Meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS
Kurban mengajarkan bahwa pengorbanan demi kebenaran adalah wujud tertinggi dari keimanan.
3. Mengikis sifat kikir dan cinta dunia
Dengan menyisihkan sebagian harta untuk membeli hewan kurban, seorang Muslim melatih dirinya untuk tidak terikat pada materi.
4. Meningkatkan kesalehan sosial
Kurban menjadi sarana meningkatkan kepedulian kepada sesama dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Hukum Berkurban dalam Islam
Ibadah kurban bukan hanya tradisi tahunan, tetapi merupakan bentuk nyata dari ketaatan, keikhlasan, dan kepedulian dalam Islam. Momentum ini mengajarkan pentingnya berkorban demi kepentingan yang lebih besar dan memperkuat solidaritas sosial dalam masyarakat.
Memahami makna mendalam kurban, setiap Muslim mendorong diri menjalankan ibadah ini dengan kesadaran, semangat berbagi, dan ketundukan kepada Allah SWT.