Pendidikan

Koleksi Digital vs Koleksi Fisik: Mana yang Lebih Efektif di Perpustakaan Perguruan Tinggi

5
×

Koleksi Digital vs Koleksi Fisik: Mana yang Lebih Efektif di Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebarkan artikel ini
Koleksi Digital vs Koleksi Fisik: Mana yang Lebih Efektif | Sumber : istockphoto.com

Sukabumihitz – Perpustakaan perguruan tinggi berperan strategis dalam mendukung akademik dan penelitian dengan menyediakan koleksi informasi yang relevan, berkualitas, dan mudah diakses. Perkembangan teknologi digital mengubah cara perpustakaan mengelola sumber daya, dari dominasi buku cetak dan jurnal fisik menjadi e-book, jurnal elektronik, dan database ilmiah.

Transformasi ini menimbulkan pertanyaan: mana yang lebih efektif, koleksi digital atau fisik? Koleksi digital memungkinkan akses cepat dan fleksibel serta menghemat ruang, sementara koleksi fisik lebih nyaman untuk membaca mendalam dan memiliki nilai historis. Memahami kelebihan keduanya membantu perpustakaan menyusun strategi pengelolaan koleksi yang optimal bagi pengguna.

Kelebihan Koleksi Digital

  1. Aksesibilitas dan Fleksibilitas
    Pengguna dapat mengakses informasi kapan saja dan di mana saja melalui perangkat digital, mendukung mobilitas tinggi mahasiswa dan dosen.
  2. Efisiensi Ruang dan Biaya
    Menghemat ruang penyimpanan dan mengurangi biaya perawatan karena tidak rentan terhadap kerusakan fisik.
  3. Fitur Interaktif dan Pencarian Cepat
    Dilengkapi fitur pencarian teks, penanda, dan catatan digital untuk mempermudah pencarian informasi.
  4. Kolaborasi dan Integrasi
    Terhubung dengan platform seperti Mendeley dan Zotero, membantu penyusunan referensi secara otomatis dan terstruktur.

Kekurangan Koleksi Digital

  1. Keterbatasan Akses Teknologi
    Tidak semua pengguna memiliki perangkat digital dan koneksi internet yang memadai, terutama di daerah dengan infrastruktur terbatas.

  2. Masalah Hak Cipta dan Lisensi
    Konten digital sering dibatasi lisensi dan hak cipta, sehingga tidak selalu bisa diunduh atau dicetak. Biaya langganan juga bisa membebani anggaran perpustakaan.

  3. Kelelahan Mata dan Kenyamanan Membaca
    Membaca di layar dalam waktu lama bisa menyebabkan kelelahan mata dan menurunkan konsentrasi dibandingkan membaca buku fisik.

Baca Juga : Transformasi Komunitas melalui Perpustakaan: Inspirasi untuk Perubahan

Kelebihan Koleksi Fisik

  1. Pengalaman Membaca yang Lebih Nyaman dan Fokus
    Buku fisik tidak menyebabkan kelelahan mata dan memungkinkan membaca tanpa gangguan notifikasi digital.

  2. Nilai Historis dan Estetika
    Buku cetak, manuskrip kuno, dan arsip memiliki nilai sejarah serta sentimental yang tidak tergantikan oleh koleksi digital.

  3. Tidak Bergantung pada Teknologi dan Internet
    Dapat diakses kapan saja tanpa memerlukan perangkat digital atau koneksi internet, lebih andal di lingkungan dengan keterbatasan teknologi.

Kekurangan Koleksi Fisik

  1. Keterbatasan Akses dan Ruang
    Koleksi fisik hanya tersedia di perpustakaan pada jam operasional tertentu dan memerlukan ruang penyimpanan besar serta biaya pemeliharaan tinggi.
  2. Rentan Rusak dan Terbatas
    Buku fisik mudah rusak akibat usia dan penggunaan, sementara eksemplar yang terbatas sering menyebabkan antrian peminjaman.
  3. Kurang Interaktif dan Sulit Ditelusuri
    Tidak memiliki fitur pencarian cepat, sehingga pengguna harus menelusuri katalog dan mencari buku secara manual.

Mana yang Lebih Efektif?

Efektivitas koleksi digital dan fisik bergantung pada kebutuhan pengguna. Koleksi digital unggul dalam akses cepat ke jurnal ilmiah dan database akademik. Sementara itu, koleksi fisik lebih nyaman untuk membaca mendalam dan meningkatkan fokus.

Untuk memenuhi kebutuhan yang beragam, perpustakaan perguruan tinggi sebaiknya menerapkan pendekatan hybrid, menggabungkan koleksi digital dan fisik secara seimbang. Koleksi digital menawarkan aksesibilitas dan efisiensi ruang, sementara koleksi fisik memberikan pengalaman membaca yang lebih nyaman serta nilai historis.

Perpustakaan perlu menerapkan strategi manajemen koleksi yang fleksibel dan adaptif agar lebih efektif. Perpustakaan UBSI, misalnya, telah mengalihmediakan skripsi dan tesis ke format digital dalam repository dan e-library. Langkah ini memperluas akses referensi bagi sivitas akademika serta mendukung penelitian.

Baca Juga : Tantangan dan Peluang Perpustakaan Perguruan Tinggi di Tengah Perkembangan AI