BeritaKuliner

Dari Dapur Sederhana ke Pelanggan Setia, UMKM Ini Bertahan Puluhan Tahun!

11
×

Dari Dapur Sederhana ke Pelanggan Setia, UMKM Ini Bertahan Puluhan Tahun!

Sebarkan artikel ini
UMKM
Pangsit dan Tiktak Khas Cibolangkaler, Rahasia Lezatnya Bertahan Hingga 20 Tahun | Dok: Istimewa

Sukabumihitz – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia terus menunjukkan eksistensinya dalam perekonomian masyarakat. Salah satu contoh inspiratif datang dari Ibu Nur Hilaliah dan Pak Hendar, warga Kampung Cimahai, Desa Cibolangkaler, yang telah menjalankan usaha kuliner selama lebih dari dua dekade.

Tim BSI Explore dari Universitas BSI Sukabumi mengunjungi usaha mereka pada 13 Februari 2025 untuk mengetahui lebih dalam perjalanan bisnis rumahan yang berfokus pada produksi pangsit, tiktak, dan kue toples lebaran.

Perjalanan 20 Tahun Mempertahankan Cita Rasa

Ibu Nur Hilaliah dan Pak Hendar telah merintis usaha yang telah berjalan hampir 20 tahun dengan produk pangsit dan tiktak. Mereka mulai memproduksi kue toples lebaran sejak tiga tahun terakhir. Produk mereka memiliki rasa khas dan bisa bertahan hingga satu bulan tanpa bahan pengawet.

Pangsit dan tiktak diproduksi setiap hari, sementara kue toples hanya dibuat menjelang bulan puasa dan Lebaran. Mereka membeli bahan baku kue sendiri, sementara kemasan seperti dus dan toples dibeli terpisah.

Meski telah berjalan hampir dua dekade, usaha ini belum memiliki label merek resmi. Konsumen umumnya membeli produk-produk mereka di pasar lokal, lalu mengemas ulang sebelum memasarkannya kembali. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam memperluas jangkauan pemasaran.

Baca Juga: Menjaga Tradisi: Kue Sumatra dari Desa Cibolang Kaler yang Tak Lekang oleh Waktu

“Selama ini kami hanya mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut dan penjualan langsung ke pasar,” kata Pak Hendar.

Namun, usaha mereka sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), dan saat ini sedang dalam proses pengajuan sertifikat halal untuk meningkatkan daya saing di pasar yang lebih luas.

Dalam menjalankan bisnisnya, mereka melibatkan sekitar tujuh pekerja yang semuanya masih keluarga. Dengan adanya dukungan keluarga, produksi tetap berjalan lancar meskipun belum memiliki tenaga kerja profesional di luar lingkungan keluarga.

Kunjungan Tim BSI Explore diharapkan memberi UMKM wawasan baru tentang strategi pemasaran, pengemasan produk, dan pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan daya jual. Dengan akses pemasaran lebih luas dan dukungan branding yang tepat, usaha ini berpotensi berkembang lebih besar.

Kisah Ibu Nur Hilaliah dan Pak Hendar menjadi inspirasi bagi banyak pelaku usaha kecil lainnya untuk terus berinovasi dan bertahan di tengah tantangan. Dengan semangat dan konsistensi, UMKM seperti ini berperan penting dalam memperkuat perekonomian lokal dan melestarikan kuliner tradisional yang khas.

Baca Juga: Kriya Cibiru: Warisan Asa yang Bertahan di Tengah Kehilangan Besar