Gaya HidupLifestyleTravelWisata

Menguak Misteri Seven Summits Indonesia: Gunung Kerinci

342
×

Menguak Misteri Seven Summits Indonesia: Gunung Kerinci

Sebarkan artikel ini
Puncak Gunung Kerinci
Puncak Gunung Kerinci | Foto : Tripadvisor

Sukabumihitz – Gunung Kerinci bukan hanya merupakan gunung tertinggi kedua dari The Seven Summits of Indonesia, namun juga merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatera. Gunung ini terletak di dalam Taman Nasional Kerinci Seblat, taman nasional terbesar di Indonesia, di perbatasan provinsi Sumatera Barat dan Jambi. Berbeda dengan Carstenzs yang bukan merupakan gunung berapi, Gunung Kerinci masih merupakan gunung berapi aktif. Gunung Kerinci merupakan gunung berapi tertinggi di Asia Tenggara.

Gunung dengan ketinggian 3.805 mdpl ini mendapat sorotan media pasca jatuhnya helikopter yang membawa Irjen Pol Rusdi Hartono dan lainnya. Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (19 Februari 2023) saat badan pesawat helikopter jatuh di kawasan hutan di lereng Gunung Kerinci. Banyak pecinta gunung yang mendaki gunung ini untuk merasakan langsung pemandangan alam yang indah. Namun tahukah Anda kalau banyak mitos yang beredar tentang Gunung Kerinci?

BACA JUGA – Menguak Misteri Seven Summits Indonesia: Gunung Rinjani

Gunung Kerinci
Pemandangan Gunung Kerinci dari kebun teh Kayu Aro | Foto : Wikipedia

Jika berbicara mengenai mitos Gunung Kerinci, tidak mungkin tidak menyebut Uhan Pandak. Kisah keberadaan mereka tidak hanya terkenal di Indonesia namun juga di luar negeri. Uhan Pandak sendiri berarti “orang kecil” dalam bahasa Indonesia. Kisah legendaris sosok kecil ini pertama kali tercatat dalam perjalanan Marco Polo yang memulai perjalanan petualangan ke Asia pada tahun 1292. Menurut warga sekitar yang menyaksikan makhluk tersebut, Uhan Pandak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Badan yang dipenuhi bulu berwarna abu-abu
  • Tinggi sekitar 80-130 cm
  • Badan gemuk dengan tangan yang Panjang
  • Mata berwarna merah
  • Kaki seperti kera

Ada yang mengatakan bahwa Uhan Pandak sering membawa alat berburu seperti tombak. Legenda manusia kecil ini begitu menarik sehingga beberapa peneliti telah menyelidikinya secara lokal. Sebelumnya, ahli zoologi Belanda Van Herwarden pernah melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci-Seblat pada tahun 1923. Menurutnya, Uhan Pandak tingginya seperti anak usia 3 sampai 4 tahun, namun wajahnya sudah tua. Mereka memiliki rambut hitam sebahu dan tubuh mereka tertutup oleh bulu. Menurut pengakuannya, Uhan Pandak bukanlah primata. Makhluk itu belum teridentifikasi.

BACA JUGA – Menguak Misteri Seven Summits Indonesia: Gunung Semeru

Selanjutnya Hantu Gendong, kehadiran makhluk ini konon membuat para pendaki kesulitan untuk turun gunung setiap saat. Hal ini dikarenakan Hantu Gendong yang menumpang di atas tas sehingga membuat para pendaki terasa berat. Keberadaan makhluk tak kasat mata ini diyakini nyata karena beberapa pendaki melaporkan bahwa beban yang mereka bawa terasa sangat berat. Faktanya, barang bawaannya termasuk ringan atau bahkan tidak ada sama sekali. Jika makhluk ini “digendong”, pendaki harus meminta maaf kepada makhluk ini karena tidak bisa mengantarnya keluar. Jika tidak meminta maaf maka beban tas akan terasa berat dan pendaki bisa saja terlambat atau tersesat.

Selain Uhan Pandak dan Hantu Gendong, penduduk setempat percaya bahwa ada naga raksasa yang hidup di kawasan Gunung Kerinci. Alkisah, hiduplah dua orang anak kembar yatim piatu bernama Calungga (kakak) dan Calupat (adik). Suatu hari, Calungga sedang berburu sendirian di hutan. Saat berburu, dia menemukan telur berukuran besar. Calungga memakan telur itu tanpa memberitahu kembarannya. Setelah memakan telurnya, muncul sisik emas di sekujur tubuh Calungga. Tubuhnya menjadi lebih panjang dan menjelma menjadi naga raksasa. Menurut legenda setempat, Laut Bengkok terbentuk akibat perputaran tubuh besar Calungga. Sementara itu, semburan apinya membuat Sungai Muara Angin.

BACA JUGA – Menguak Misteri Seven Summits Indonesia: Gunung Latimojong