Berita

Perkuat Bilateral  RI-Australia, Atdikbud RI Canberra Apresiasi  Kehadiran Muhammadiyah Australian College (MAC)  

153
×

Perkuat Bilateral  RI-Australia, Atdikbud RI Canberra Apresiasi  Kehadiran Muhammadiyah Australian College (MAC)  

Sebarkan artikel ini
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, saat membuka kegiatan Baitul Arqom Muhammadiyah di Sydney, Australia, Sabtu (30/12/2023). (Foto: Dok KBRI Canberra)

Sukabumihitz.com, Sydney– Cabang maupun Ranting Istimewa Muhammadiyah di Australia dapat memainkan peran penting dalam mempererat hubungan Indonesia-Australia. Kehadiran Muhammadiyah Australian College (MAC) di Australia telah membantu pemerintah RI dalam menjelaskan wajah Islam Indonesia yang ramah, moderat dan berkemajuan kepada masyarakat Australia. Sekolah Muhammadiyah di Australia dapat menjadi jembatan budaya antarmasyarakat kedua negara.

Hal tersebut disampaikan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, saat membuka kegiatan Baitul Arqom Muhammadiyah di Sydney, Australia, Sabtu (30/12/2023). Dalam sambutannya,  Atdikbud Najib mengapresiasi semangat penyebarluasan paham Islam berkemajuan Muhammadiyah di luar negeri, termasuk bumi Australia yang multi-kultural.

Atdikbud Najib menyinggung sebuah hasil riset yang menemukan bahwa sebagian penduduk Australia merasa tidak terlalu dekat secara kultural dengan masyarakat Indonesia. Sebaliknya, perasaan dekat dengan masyarakat Amerika dan atau Eropa lebih kuat. Hal ini berbanding terbalik dengan fakta kedekatan G-to-G antara Australia dan Indonesia. Najib mengatakan, jika pada level pimpinan negara, hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Anthony Albanese sangatlah baik. Bahkan,  menurut Najib, kunjungan bilateral pertama yang dilakukan Albanese setelah dilantik adalah ke Indonesia.

Persepsi masyarakat Australia yang masih belum sepenuhnya merasa dekat dengan Indonesia, tambah Najib, menjadi cermin pentingnya mengenalkan Indonesia dari aspek masyarakat dan budaya secara utuh dan terus menerus. “Berdirinya Muhammadiyah Australian College (MAC) dapat menjadi sarana strategis dalam mengenalkan Indonesia dan wajah muslim Indonesia yang ramah, moderat dan berkemajuan kepada masyarakat Australia melalui pendidikan”, ujar Najib  dalam rilis yang diterima Sukabumihitz.com.

Atdikbud Najib juga menekankan bahwa keberadaan MAC di Melbourne perlu diperluas ke negara bagian lain, termasuk New South Wales.

Pendirian amal usaha Muhammadiyah di Australia, baik pendidikan, kesehatan maupun sosial, relevan dengan ikhtiar internasionalisasi paham Muhammadiyah sebagaimana tema Baitul Arqom kedua di Sydney ini. Senyampang dengan itu, Hamim Jufri sebagai ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia menilai bahwa kehadiran MAC di Melbourne, merupakan wujud dari diplomasi kebudayaan dan ikhtiar membangun kepercayaan masyarakat Australia terhadap Indonesia.

“Tentu, MAC ini menjadi uji nyali dan skills bagaimana pendidikan berkemajuan, modern, dan Islami itu dikelola sesuai dengan standard pendidikan di Australia,” kata Hamim.

Sementara itu Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan menilai, peserta Baitul Arqom di Sydney adalah kalangan diaspora Indonesia di Australia. Oleh karena itu, pikiran, inspirasi dan pengalaman hidup di Australia yang multikultural harus digali secara partisipatif melalui Baitul Arqom ini.

“Dengan sendirinya, Baitul Arqom ini akan dapat memberdayakan potensi peserta dan punya manfaat untuk kaderisasi dan visi kepemimpinan Muhammadiyah di masa kini dan masa depan,” ujarnya.

Baitul Arqom yang diselenggarakan oleh PCIM Australia dengan panitia lokal Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) dan Aisyiyah New South Wales berlangsung sampai tanggal 1 Januari 2024. Seremoni pembukaan dihadiri oleh Konsul Penerangan sosial dan budaya Konsulat Jenderal RI Sydney, Ketua PCIM Australia, dan PRIM NSW serta PRIM Canberra. Sementara Pimpinan Pusat Muhammadiyah terwakili oleh Bachtiar Dwi Kurniawan selaku Ketua MPKSDI dan Yayah Khisbiyah sebagai Sekretaris Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI).

Di akhir pembukaan Baitul Arqam, Ketua PCIM Australia menyerahkan sepenuhnya pengelolaan kegiatan Baitul Arqom kepada Master of Training yakni Dr Azaki Khoirudin dan tim instruktur lainnya. Kegiatan yang berlangsung di Kent Lodge Crosslands and Youth Centre, Galston, Sydney, diikuti oleh 40 peserta dari kalangan diaspora Indonesia di Australia, baik warganegara, penduduk permanen, maupun pendatang sementara seperti mahasiswa dan mereka yang sedang bekerja di negeri Kanguru dan Koala ini. Di antaranya mereka berasal dari negara bagian Victoria, New South Wales, dan Canberra.