Berita

Pasien DBD di RSUD Palabuhanratu Sukabumi Meningkat Sejak Awal Tahun 2024

62
×

Pasien DBD di RSUD Palabuhanratu Sukabumi Meningkat Sejak Awal Tahun 2024

Sebarkan artikel ini
DBD
Ilustrasi pasien DBD | Doc: Freepik.com

Sukabumihitz – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, mengalami peningkatan yang signifikan sejak awal tahun 2024 hingga Maret.

Saepul Ramdani selaku Humas RSUD Palabuhanratu mengatakan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan sejak awal Januari hingga Maret 2024. Pada rentang waktu tersebut, jumlah pasien yang dirawat meningkat dari 12 orang pada awal Januari hingga Februari 2024. Menjadi 24 orang pada bulan Maret hingga Sabtu (23/3).

“Ada peningkatan, tapi tidak terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa). Pasien DBD yang dirawat rata-rata awalnya mengeluhkan demam tinggi, nyeri pada perut hingga gelisah, rata-rata lemas, dengan pasien rata-rata usia dewasa,” ujar Saeful mengutip dari radarsukabumi.com.

Sebelum pasien dinyatakan menderita DBD, pasien yang datang ke IGD rumah sakit Palabuhanratu akan diobservasi oleh dokter. Kemudian pasien menunggu hasil uji laboratorium.

“Sebelum memasuki fase DBD, seseorang yang terinfeksi virus dengue umumnya mengalami demam tinggi secara mendadak sampai mencapai suhu di atas 38 derajat celsius,” ujar Saepul.

Demam berlangsung selama 1-2 hari pertama dan kemudian menurun pada hari ketiga. Oleh karena itu, perlu perawatan maksimal karena penting untuk mengawasi pasien pada hari ketiga hingga hari kelima. Karena pada hari ketiga hingga hari kelima merupakan masa kritis saat demam mulai menurun.

“Dimana mungkin terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah yang disertai penurunan nilai trombosit. Sehingga memerlukan terapi cairan dan observasi ketat,” ungkap Saepul.

Saepul mengatakan bahwa dokter dan tenaga medis lainnya di RSUD Palabuhanratu telah memberikan perawatan terbaik dan menerapkan pelayanan yang optimal bagi pasien DBD.

“Kita sesuai prosedur dalam melaksanakan pelayanan dan perawatan terhadap pasien, pemeriksaan trombosit, melakukan rawat inap utamanya. Supaya pasien tidak down dan kita terus mengupayakan agar imunitas mereka terjaga dan tidak shock,” ujar Saepul.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran DBD, Pemerintah Desa Gunungguruh Lakukan Fogging dan Edukasi PHBS