Sukabumihitz – Di tengah gempuran kuliner modern, ada satu kue tradisional yang tetap eksis sejak sebelum Indonesia merdeka. Kue Sumatra, kudapan khas berbahan dasar sagu, terus diproduksi secara turun-temurun oleh warga Kampung Cimahi, Desa Cibolang Kaler, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Kue ini khas dengan warna pink dan putih, terbuat dari sagu, gula pasir, dan kelapa tanpa tambahan pengembang. Pecinta kuliner tradisional tetap mengidamkan rasa autentik yang khas.
Dari Oven Bata ke Pasar Luas
Hj. Rifai, generasi penerus pembuat Kue Sumatra, tetap menggunakan metode pembuatan yang diwariskan pendahulunya. Pada awalnya, kue ini dipanggang menggunakan oven kuno berbahan bata. Pada tahun 1960-an, mereka menggunakan oven kecil yang hanya cukup untuk satu loyang. Seiring berkembangnya usaha, kapasitas produksi meningkat pada tahun 1980-an.

Produksi Terbatas, Kualitas Terjaga
Setiap hari, produksi Kue Sumatra mencapai dua bal, kecuali pada hari Minggu yang dijadikan hari libur produksi. Proses pembuatannya melibatkan dua orang tenaga produksi, sementara total pegawai keseluruhan berjumlah sekitar sepuluh orang.
Salah satu tokoh yang berperan dalam kelangsungan usaha ini adalah Pak Ramhat (60), pensiunan guru SD dengan pengalaman mengajar selama 40 tahun. Setelah pensiun sebagai PNS, ia berupaya menjaga tradisi produksi agar tetap lestari.
Legalitas
Saat ini, usaha Kue Sumatra telah memiliki legalitas dan izin usaha resmi, termasuk sertifikasi halal serta izin dari Dinas Kesehatan.
